JATIMTIMES - Polemik penolakan Timnas Israel di Piala Dunia U20 Indonesia masih terus bergulir. Stastus Indonesia sebagai tuan rumah pun di ujung tanduk, usai pembatalan drawing Piala Dunia U-20 oleh FIFA, yang seharusnya digelar 31 Maret 2023 nanti.
Menanggapi hal itu, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menegaskan dirinya berada di belakang Ketua Umum PSSI Erick Thohir. Hal itu diungkapkan Gibran melalui akun Twitternya pada Selasa (28/3/2023) sore.
Baca Juga : Disantap Pickup, ABG Pengendara CBR 250 Tewas di Jalan Raya Pojok Ngantru
"Saya di belakang Pak ET (Erick Thohir)," kata Gibran dikutip dari akun Twitternya.
Cuitan Gibran itu seolah memberi dukungan kepada Erick Thohir yang sedang sibuk memperjuangkan status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 di tengah polemik penolakan terhadap keikutsertaan timnas Israel.
Sebelumnya, Gibran juga menyatakan Solo siap menggantikan Bali sebagai venue drawing Piala Dunia U-20. Hal itu disampaikan demi menyelamatkan harga diri Indonesia. Meski begitu, Gibran masih menunggu arahan PSSI dan Menpora.
Diketahui, Piala Dunia U-20 2023 yang akan digelar di Indonesia pada 20 Mei hingga 11 Juni mendatang tengah dihadapkan dengan polemik. Itu terjadi lantaran banyaknya penolakan keikutsertaan timnas Israel, mulai dari ormas, partai politik hingga dua daerah (Gubernur Jateng dan Gubernur Bali).
PSSI menduga alasan FIFA membatalkan drawing peserta grup Piala Dunia U-20, lantaran surat Gubernur Bali I Wayan Koster kepada Menpora ramai beredar luas di media sosial.
Baca Juga : Menpora Tanggapi Pernyataan Yesayas Soal Tuan Rumah Piala Dunia U20 Berpindah ke Peru
“Gubernur Bali telah meneken government guarantee, bersepakat dan setuju saat Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 dan sekarang mereka menolak. Wajar kalau FIFA akhirnya memutuskan membatalkan drawing di sana,” jelas anggota Komite Eksekutrif PSSI Arya Sinulingga.
Usai pembatalan drawing, FIFA juga belum mengirim surat soal kelanjutan tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia. Bahkan hingga menimbulkan beragam spekulasi soal masa depan turnamen tersebut di Indonesia. Banyak pihak termasuk media asing beranggapan Indonesia bisa kehilangan status tuan rumah.
“Kemudian mengenai kapan waktu drawing dan di mana, kami belum dapat informasi dari FIFA. Saat ini kami sedang memikirkan cara bagaimana Indonesia, khususnya sepak bola tidak dikucilkan," tegas Arya.
