JATIMTIMES - Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya mengomentari perihal arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar para pejabat dan pegawai pemerintah meniadakan buka puasa bersama.
Pada komentarnya, Gus Yahya bercerita mengenai kebiasaan warga nahdliyin yang merasa sumpek jika diajak buka puasa bersama.
Baca Juga : Melihat dari Dekat Salat Tarawih Tercepat di Dunia di Blitar, 23 Rakaat Hanya 10 Menit
"Kalau orang NU ini sebenarnya sumpek diajak buka bersama itu. Kami itu kalau di NU kegiatan habis Tarawih. Habis salat Magrib itu kita sudah siap-siap Tarawih, habis Tarawih baru kegiatan. Buka bersama itu sumpek. Saya sendiri paling takut kalau puasa diundang buka puasa bersama, paling takut saya," kata Gus Yahya kepada wartawan di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (24/3/2023).
Selanjutnya, Gus Yahya mempertanyakan mengenai tujuan dari pelaksanaan buka puasa bersama. Ia kemudian menyarankan agar umat Islam berbagi dengan kaum fakir miskin.
"Ya selama ini orang bikin buka bersama tuh apa sih yang dilakukan? Kalau bagi-bagi ke kaum fakir miskin, nah itu saya kira penting. Bagi-bagi buka untuk fakir miskin, untuk orang yang terjebak macet di jalan, dan sebagainya, saya kira penting," ujar Gus Yahya.
Lebih lanjut ia menilai jika buka puasa bersama tak perlu menjadi seperti pesta besar.
"Ya bagi-bagi saja, bagi-bagi. Nggak usah bikin seolah-olah kita jadi pesta besar makan-makan. Ndak perlu saya kira," ujar Gus Yahya.
Istana sebelumnya telah menjelaskan terkait arahan Presiden Jokowi yang melarang pejabat dan pegawai pemerintah untuk mengadakan buka puasa bersama. Istana menyampaikan larangan itu hanya ditujukan kepada para menteri hingga kepala lembaga.
"Saya perlu menjelaskan surat yang dikeluarkan oleh Sekretariat Kabinet berkaitan dengan buka puasa bersama. Yang pertama, buka puasa itu, atau arahan Presiden itu, hanya ditujukan kepada para menko, para menteri, kepala lembaga pemerintah," kata Sekretaris Kabinet Pramono Anung dalam pernyataan pers di akun YouTube Setpres, Kamis (23/3).
Pramono lalu mengatakan larangan ini tidak berlaku untuk masyarakat umum. Oleh karena itu, masyarakat tetap diberi keleluasaan untuk melakukan buka puasa bersama.
Baca Juga : Saat Ramadhan, Waktu Ini Malah Jadi Jam Tersibuk Pengguna Gagdet
"Yang kedua, hal ini tidak berlaku bagi masyarakat umum sehingga dengan demikian masyarakat umum masih diberi kebebasan untuk melakukan atau menyelenggarakan buka puasa bersama," ujar Pramono.
Lebih lanjut Pramono mengungkap jika saat ini pejabat pemerintah banyak disorot oleh masyarakat. Pejabat dianjurkan untuk buka puasa bersama secara sederhana.
"Saat ini aparat sipil negara, pejabat pemerintah, sedang mendapatkan sorotan yang sangat tajam dari masyarakat. Untuk itu, Presiden meminta jajaran pemerintah, ASN, berbuka puasa dengan pola hidup yang sederhana," ucap Pramono.
Dia mengatakan para pejabat dan ASN diminta tidak mengundang para pejabat lainnya untuk melakukan buka bersama. Pramono mencontohkan kesederhanaan Presiden Jokowi.
"Dengan demikian, intinya adalah kesederhanaan yang selalu yang dicontoh oleh Presiden. Itu adalah acuan yang utama," paparnya.