JATIMTIMES - Beredar sebuah video yang memperdengarkan suara Karni Ilyas yang mendiskriminasikan agama Islam.
Dalam video yang diunggah akun Tiktok @Stefan Ng, memperdengarkan suara Karni Ilyas yang mengatakan jika dirinya suka miris, aneh dan juga geli dengan ajaran yang ada di Islam.
"Saya terkadang-kadang sebagai umat Islam merasa miris. Mirisnya ada, anehnya ada, gelinya ada pokoknya campur-campurlah dengan ajaran agama saya ini," ucap suara yang diduga Karni Ilyas.
Baca Juga : Perkara Paket COD, Seorang Kurir Diancam Dipukul oleh Seorang Bapak-Bapak, Netizen: Pidanain Aja
Selanjutnya, suara tersebut mengatakan jika di Indonesia Islam itu yang paling menonjol adalah Nahdlatul Ulama (NU) dan juga Muhammadiyah. Lebih jauh, suara yang diduga milik Karni Ilyas itu menjelaskan tradisi Islam NU jika ada orang meninggal membuat acara tahlilan.
Sementara, suara tersebut menambahkan jika dalam Islam Muhammadiyah acara tersebut haram. Hal itu lantaran mereka beranggapan acara tersebut musyrik.
Dalam video itu juga dijelaskan, jika para ustadz di Muhammadiyah yang melalukan tahlilan dosanya lebih besar dari menzinai ibu kandung sendiri.
Hal itu menurut suara yang ada di video adalah hal yang aneh. Sementara saat ditanya soal hadist mengenai hal di atas, suara yang diduga milik Karni Ilyas itu mengatakan tidak mengikutinya.
"Kalau hadistnya tidak mengikuti pak," ucapnya.
Selanjutnya ia menegaskan jika para ustadz yang ada di Indonesia baik NU atau Muhammadiyah banyak membuat dalil sendiri dalam ceramahnya.
Lantas video pernyataan dari suara yang diduga milik Karni Ilyas itu viral di media sosial. Namun, para netizen meyakini jika suara tersebut bukanlah milik Karni Ilyas.
"@herman: suaranya beda, ini bukan karny ilias"
"@Rama Waskita: bukan suara karna ilyas"
"@supeniwatiwati: iya ini bukan syara bpk Karni Ilyas.... cuma mirip.. tspi saya yakin ini bukan pk Karni"
Sebagai informasi, Karni Ilyas adalah seorang jurnalis kondang di Indonesia. Ia sudah banyak menghasilkan liputan dan berbagai program unggulan. Pria berdarah Minang ini sudah memulai karirnya sebagai wartawan sejak tahun 1972.
Baca Juga : Meski Sudah Ditertibkan, Nasi Goreng Babi di Malang Masih Kontroversial
Pindah dari media ke media besar di Indonesia. Dan saat ini ia menjadi seorang pembawa acara di salah satu stasiun televisi swasta yang populer di Indonesia. Sejak awal meniti karir menjadi wartawan, ia diketahui dekat dengan para praktisi dan aparat penegak hukum negeri ini.