JATIMTIMES - Setelah sempat tidak diketahui identitasnya alias Mr. x, polisi akhirnya berhasil mengidentifikasi identitas mayat seorang laki-laki yang ditemukan di saluran irigasi di area persawahan Dusun Krajan, Desa/Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang, Sabtu (18/3/2023).
Kasi Humas Polres Malang IPTU Ahmad Taufik menuturkan, identitas mayat laki-laki tersebut diketahui bernama Hoteb (33) warga Desa/Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang.
Baca Juga : Kenang Maestro Seni Tari Tradisional Sumitro Hadi, Banyuwangi Gelar Festival Sulur Kembang Ke-3
"Semula korban ditemukan dengan tanpa identitas, setelah dilakukan identifikasi dan olah TKP (Tempat Kejadian Perkara) diketahui korban bernama Hoteb," katanya kepada Jatim Times, Minggu (19/3/2023).
Berdasarkan keterangan para saksi yang dihimpun polisi, kronologi penemuan mayat tersebut bermula pada Sabtu (18/3/2023). Sore itu sekitar pukul 17.00 WIB, para petani yang sedang menggarap sawah di sekitar lokasi kejadian, melihat tubuh manusia yang hanyut terbawa arus sungai irigasi.
Mengetahui hal itu, para petani itupun mendatanginya dan mengangkatnya ke bibir sungai. Ketika diperiksa, ternyata korban sudah meninggal dunia.
Kejadian itupun akhirnya dilaporkan kepada pihak kepolisian. Anggota Polsek Pagelaran dan Tim Inafis Polres Malang yang mendapat laporan bergegas mendatangi lokasi kejadian.
"Berdasarkan hasil identifikasi melalui sidik jari korban, diketahui jika mayat tersebut adalah Hoteb," imbuh Taufik.
Sementara itu, dari hasil interogasi terhadap pihak keluarga, diketahui jika semasa hidupnya korban memiliki riwayat penyakit epilepsi. Penyakit yang dideritanya tersebut sering kambuh.
"Berdasarkan keterangan pihak keluarga, penyakit epilepsi yang dialami korban sering kambuh. Sebelum ditemukan meninggal, epilepsinya sudah kambuh sebanyak tiga kali dalam seminggu," terangnya.
Kepada petugas kepolisian, pihak keluarga juga menuturkan jika penyakit epilepsi yang dialami korban kambuh, yang bersangkutan langsung terjatuh, kaku, kejang-kejang dan bahkan sering membentur-benturkan kepalanya.
Baca Juga : Jambret Kalung di Tulungagung, Pria Asal Kediri Ditangkap Warga setelah Sempat Melarikan Diri
"Dari penuturan keluarganya, setiap kambuh korban juga memiliki kecenderungan mencari tempat yang terdapat air untuk mendinginkan tubuhnya," jelas Taufik.
Penyakit epilepsi yang diderita korban tersebut sudah dialami sejak dirinya berusia 20 tahun. Meski telah belasan tahun mengidap penyakit epilepsi, namun korban tidak menjalani pengobatan secara rutin.
"Memang kami menemukan ada luka berdarah yang terdapat pada dahi korban, namun luka tersebut diduga akibat terbentur dinding saluran irigasi ketika korban terjatuh saat penyakit epilepsinya kambuh," ujarnya.
Atas kejadian tersebut, pihak keluarga enggan untuk membawanya ke ranah hukum dan menganggap apa yang dialami oleh korban murni karena musibah.
"Pihak keluarga tidak bersedia untuk dilakukan autopsi, mereka juga telah membuat surat pernyataan yang menyebut jika kejadian yang dialami korban murni karena musibah," tukasnya.