JATIMTIMES - Perusahaan periklanan, The Trade Desk melaporkan hasil survei terbarunya terkait perilaku belanja masyarakat saat Lebaran. Dari hasil surveinya, 53 persen responden menyatakan akan membelanjakan seluruh Tunjangan Hari Raya (THR) daripada memasukkan dalam tabungannya.
Dikutip dari laman Marketeers, survei tersebut dilakukan berkolaborasi dengan YouGov dengan melibatkan 2000 responden. Momentum Ramadan dan Lebaran menjadi peluang bagi para brand untuk meraih omset. Sebab, pada saat itu, daya konsumsi masyarakat semakin meningkat. Brand pun banyak yang membuat penawaran atau promo yang menarik konsumen.
Baca Juga : Tarhib Ramadhan, Yatim Mandiri Optimis Kembangkan Puluhan Usaha Mikro Binaan
Purnomo Kristanto, General Manager Indonesia The Trade Desk menjelaskan, bahwa 88 persen masyarakat dari survei berencana untuk belanja pada bulan Ramadan. Kaum perempuan pun akan mendominasi tren belanja online. Bahkan, sebelum Ramadan, konsumen akan memulai riset untuk belanja daring mereka.
"Menurut data agregat dari lima situs e-commerce terkemuka di Indonesia, aktivitas daring seperti ini diperkirakan akan memuncak pada tujuh hingga 10 hari sebelum Idu Fitri, waktu di mana masyarakat Indonesia umumnya telah menerima THR," ujarnya dikutip dari laman Marketeers.
Kaum perempuan milenial menjadi kaum yang akan lebih banyak berbelanja dibandingkan dengan masyarakat umumnya selama Ramadan. Beberapa produk yang banyak dicari juga terkuak dari hasil survei. 49 persen responden akan berbelanja produk kosmetik dan parfum.
Kemudian, ada 53 persen responden berbelanja perihal keperluan kesehatan dan perawatan pribadi. Untuk fashion dan aksesoris, dari hasil survei ada sekitar 61 persen responden yang akan berbelanja.
Baca Juga : Sapa Tempat Tongkrongan Anak Muda di Tunjungan Surabaya, Ini Kata Anies
Sedang kaum lelaki milenial, dari survei akan lebih banyak berbelanja kebutuhan spiritual dan produk digital. Berbeda dengan kalangan Gen Z, mereka akan lebih banyak berbelanja produk kesehatan dan perawatan pribadi, serta kosmetik dan parfum, dibandingkan dengan masyarakat umum.
