JATIMTIMES - Inovasi Pemerintah Desa (Pemdes) Landungsari untuk melakukan rebranding Pasar Desa Landungsari menjadi Pasar Warna-Warni menuai tanggapan positif dari para pedagang. Sebab, inovasi yang masuk dalam salah satu penilaian visitasi Lomba Desa Kabupaten Malang 2023 tersebut terbukti mampu mendongkrak pendapatan para pedagang.
Salah satu pedagang Pasar Warna-warni di Desa Landungsari, Tamsini menuturkan, berkat adanya inovasi rebranding pasar tradisional menjadi warna-warni tersebut, telah berdampak pada penghasilannya. Di mana, dalam sehari seorang pedagang yang merupakan warga Desa Landungsari, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang tersebut mampu memperoleh laba bersih hingga ratusan ribu rupiah.
Baca Juga : Soal Minimnya Lahan Parkir di Splendid, Dishub Kota Malang: Akan Kita Atur
"Sehari bisa dapat laba bersih Rp 200 ribu," katanya saat ditemui Jatim Times disela-sela agenda penilaian visitasi Lomba Desa Kabupaten Malang 2023 beberapa waktu lalu.
Tamsini mengaku telah menjajakan dagangannya di Pasar Desa Landungsari Warna-Warni sejak lima tahun silam. Dalam setiap harinya, Tamsini biasa menjajakan dagangannya yang berupa sayuran sejak pagi hingga malam hari.
"Jualan di sini (Pasar Desa Landungsari Warna-Warni) sejak lima tahun lalu. Biasanya buka mulai pagi pukul 06.00 WIB hingga 21.00 WIB. Kemudian pada tahun 2022 lalu di cat menjadi warna-warni," ucapnya.
Setelah Pemdes Landungsari melakukan rebranding Pasar Desa Landungsari menjadi Warna-Warni itulah, jumlah pengunjung maupun pembeli meningkat. "Setelah di cat pasarnya menjadi ramai pengunjung, tapi namanya orang jualan ya kadang ramai, kadang juga sepi," ujarnya.
Tamsini berharap, pemerintah terus berupaya untuk berinovasi dalam pembangunan pasar. Sehingga dapat terus meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama pedagang.
"Bayarnya (sewa lapak) Rp 2.875.000 per tahun, kalau ditanya harapannya apa, ya semoga pemerintah terus memberikan perhatian kepada para pedagang pasar. Terutama yang berjualan di sini (Pasar Desa Landungsari Warna-Warni)," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Landungsari Asyarul Khakim menuturkan, rebranding Pasar Desa Landungsari menjadi warna-warni tersebut dilakukan guna lebih mendekatkan diri kepada kalangan anak muda dan milenial.
"Rebranding Pasar Desa Landungsari menjadi pasar warna-warni itu bertujuan untuk lebih mengenalkan pasar tradisional kepada kaum milenial. Sebab penduduk di Landungsari di dominasi oleh mahasiswa yang nge-kos," ucapnya.
Baca Juga : Ridwan Kamil Minta Guru Honorer yang Mengkritik Dirinya Agar Tidak Dipecat
Hasilnya cukup menjanjikan, selain mampu meningkatkan kesejahteraan para pedagang, salah satu unit Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) di Desa Landungsari tersebut juga mampu menyumbang APBdesa hingga lebih dari Rp 1 miliar.
"BUMDesa Landungsari menjadi salah satu penyumbang pendapatan APBDesa tertinggi. Pada tahun lalu telah mampu menyumbang APBDesa hingga lebih dari Rp 1 miliar. Sedangkan 2023 targetnya adalah Rp 1,5 miliar," tukasnya.
Sebagaimana yang telah diberitakan, sejak Senin (13/3/2023) hingga Kamis (15/3/2023), pihak penyelenggara Lomba Desa Kabupaten Malang 2023 telah melakukan tahapan penilaian visitasi. Ada enam desa terbaik yang lolos dalam tahap penilaian lapangan tersebut.
Keenam desa itu meliputi Desa Sriginco, Kecamatan Bantur; Desa Sengguruh, Kecamatan Kepanjen; Desa Sidoasri, Kecamatan Sumbermanjing Wetan (Sumawe); Desa Pojok, Kecamatan Dampit; Desa Ngawonggo, Kecamatan Tajinan; dan Desa Landungsari, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.
Perlu diketahui, terselenggaranya Lomba Desa Kabupaten Malang 2023 ini, juga didukung oleh berbagai pihak. Selain Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang, akademisi Universitas Brawijaya, dan media massa JatimTIMES Network. Sejumlah pihak mulai dari Bank Jatim Cabang Malang, Indomaret, BPJS Ketenagakerjaan, Sharetour Wisata juga turut mensukseskan acara Lomba Desa Kabupaten Malang 2023 tersebut.