JATIMTIMES - Hari kedua penilaian visitasi Lomba Desa Kabupaten Malang 2023 menyasar Desa Sidoasri, Kecamatan Sumbermanjing Wetan.
Potensi wilayah, mulai dari wisata hingga BUMDes, menjadi andalan wilayah yang terletak di paling ujung sisi tenggara Kabupaten Malang ini.
Baca Juga : Waktu yang Baik untuk Suami Istri Bercinta Sesuai Kitab Qurrotul Uyun
Juri pada Lomba Desa Kabupaten Malang 2023 kali ini harus menempuh perjalanan selama kurang lebih 3 jam dari Pendapa Agung, Kabupaten Malang. Selain itu, jalanan berliku naik dan menurun khas jalur ke pantai juga dirasakan 14 juri yang melakukan penilaian visitasi Lomba Desa Kabupaten Malang 2023.
Camat Sumbermanjing Wetan Sujarwo Ade mengatakan bahwa Sidoasri salah satu desa di Kecamatan Sumbermanjing Wetan. Ada 15 desa lagi di Sumbermanjing Wetan selain Sidoasri. Dan pihak kecamatan menunjuk Desa Sidoasri sebagai wakil di Lomba Desa Kabupaten Malang 2023 bukan asal-asalan.
“Kami dari kecamatan bukan asal tunjuk. Dari DPMD Kabupaten Malang kemarin lolos verifikasi dokumen. Ternyata Sidoasri lolos,” ungkap Sujarwo.
Meski jauh, Sujarwo mengaku bahwa Desa Sidoasri memiliki hak untuk dinilai dalam Lomba Desa Kabupaten Malang 2023. “Desa Sidoasri memiliki hak untuk dinilai, difasilitasi dan diberdayakan,” ucap Sujarwo.
Sujarwo pun menilai Sidoasri memiliki potensi yang luar biasa dalam segi wisata atau hasil alamnya. Hanya, sejauh ini belum ada yang memoles.
“Potensinya luar biasa, tapi belum banyak sentuhan. Mungkin keterbatasan pembinaan dan pendampingan. Padahal potensinya uar biasa,” kata Sujarwo.
Sementara itu, Kepala Desa Sidoasri Andi Ismanto senada dengan camat Sumbermanjing Wetan. Dalam hal ini, terkait potensi wisata dan kekayaan alamnya, Sidoasri membutuhkan sentuhan.
“Di sini ada Pantai Perawan yang menjadi kekayaan wisata Desa Sidoasri. Tapi kami tidak menerima investor dari luar, agar kebijakan dari luar tidak menyulitkan warga desa,” ungkap Andi.
Baca Juga : Hobi Make Up Bisa Dapat Uang! Yuk Gabung dengan Komunitas Malang Beauty Influencer (MBI)
Di sisi lain, Andi mengaku bahwa mayoritas warga Desa Sidoasri adalah petani. Hal itu karena kekayaan alamnya seperti kopi, cengkeh, kelapa hingga pisang yang melimpah sehingga membuat perekonomian warga setidaknya bergantung dari hal tersebut.
Di sisi lain, pada tahun 2017 lalu, Desa Sidoasri kedatangan tim dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Di situ, mereka mengembangbiakkan ikan kerapu.
“Tahun 2017 bersama ITS, kami memasang jaring apung yang diisi ikan kerapu. Di situ juga menjadi salah satu inovasi terbaik kami,” ungkap Andi.
Sementara itu, hingga berita ini ditulis, seluruh juri yang terlibat masih melakukan serangkaian penilaian visitasi di Desa Sidoasri. Dalam tahap awal penilaian, kepala desa dan ketua PKK Sidoasri menyampaikan pemaparannya dengan durasi masing-masing 15 menit.
Setelahnya, penilaian berlanjut dengan visitasi atau peninjauan lapangan. Visitasi tersebut terbagi menjadi dua kategori. Pertama penilaian administrasi yang berkaitan dengan pemerintahan, kemasyarakatan, hingga kewilayahan. Sedangkan kategori kedua adalah peninjauan visitasi terkait inovasi dan potensi yang ada di Desa Sidoasri.