JATIMTIMES - Berawal dari tekad yang bulat serta kemauan yang kuat, Lilik Irawati memberanikan diri untuk memulai usaha di bidang pengrajin kayu. Dari yang semula mencari modal dengan utang di perbankan, saat ini sosok yang akrab disapa Lilik ini telah mampu meraup omset hingga puluhan juta setiap bulannya.
Potensi kerajinan kayu itupun tak luput dalam penilaian visitasi yang dilakukan oleh juri Lomba Desa Kabupaten Malang 2023.
Baca Juga : Curhat Melly Goeslaw: Beli Tiket Blackpink Platinum, Namun Tak Dapat Kursi
"Awal berdiri tahun 2012. Saat itu pinjam uang Rp 25 juta untuk modal melalui KUR (Kredit Usaha Rakyat) dari bank. Syukurlah saat ini dalam sebulan rata-rata omset dari hasil pengrajin kayu ini sudah mencapai Rp 10 juta," ucap Lilik saat ditemui JatimTIMES di sela-sela agenda penilaian visitasi Lomba Desa Kabupaten Malang 2023, Senin (13/3/2023).
Perlu diketahui, omset mencapai puluhan juta perbulan tersebut hanya meliputi hasil produksi kerajinan kayu. Jadi tidak termasuk untuk pembelian kayu yang dijadikan sebagai bahan dasar kerajinan.
"Awal merintis hanya punya dua mesin, yaitu mesin uter (gergaji kayu) sama mesin yang untuk finishing," tutur Lilik.
Usaha kerajinan kayu yang diberi nama Arto Moro tersebut, awalnya hanya mampu membuat beberapa kerajinan saja. Hingga akhirnya, seiring berjalannya waktu, saat ini kerajinan yang mampu dihasilkan telah merambah ke beberapa peralatan rumah tangga.
"Saat ini sudah ada banyak kerajinan kayu yang bisa kami produksi. Di antaranya mulai dari telenan, cobek, sotel, suvenir, piring, mangkuk, asbak dan berbagai peralatan dapur lainnya," jelasnya.
Guna menunjang produksi, dari yang semula hanya memiliki dua mesin. Usaha kerajinan kayu yang dirintis oleh Lilik ini telah memiliki beragam mesin penunjang. Yakni meliputi mesin gergaji, mesin bubut, hingga mesin planer atau mesin serut untuk meratakan dan membentuk kayu.
"Saat ini mesin gergaji kayu ada tiga, dua mesin bubut, gergaji potong ada dua, mesin gosok satu, mesin pasrah atau serut kayu tiga unit, mesin bor dua unit, hingga mesin las," imbuhnya.
Menurut Lilik, tidak semua mesin yang saat ini dimiliki oleh pengrajin kayu Arto Moro tersebut digunakan untuk memproduksi kerajinan kayu. Sebagian juga ada yang digunakan untuk maintenance mesin yang rusak.
"Kalau ada mesin yang rusak kami perbaiki sendiri, sehingga dapat mempersingkat waktu karena tidak perlu membawa ke bengkel mesin," ungkapnya.
Selain memiliki mesin yang mumpuni, tempat kerajinan kayu Arto Moro tersebut juga memperkerjakan empat orang pekerja.
Baca Juga : Kejagung Ungkap Adik Johnny G Plate Telah Kembalikan Uang Rp534 Juta Terkait Kasus Korupsi BTS
"Dalam sehari kami bisa memproduksi banyak kerajinan kayu. Misalnya cobek, dalam sehari satu orang karyawan itu bisa memproduksi antara 60 hingga 100 buah. Kemudian telenan, sehari itu satu orang pekerja saya bisa memproduksi hingga 300 buah," terangnya.
Demi menunjang produktivitas yang tinggi itulah, Lilik dan suami harus mendatangkan kayu untuk bahan produksi kerajinan hingga ke luar kota. Sedangkan kayu yang diperlukan dalam produksi kerajinan meliputi kayu mahoni, pohon kelapa, dan kayu pinus.
"Kalau kayu untuk produksi kerajinan ini ada yang didatangkan dari Ponorogo, Dampit (Kabupaten Malang), hingga Kota Batu," ujarnya.
Hingga saat ini, jangkauan pemasaran kerajinan kayu yang di produksi oleh Arto Moro ini telah merajai pasaran di Malang Raya hingga Jawa Tengah.
"Kerajinan kayu yang kami produksi telah dipasarkan ke beberapa wilayah yang ada di Malang dan Kota Batu. Selain itu kami juga sering memasok orderan ke Jawa Tengah, terutama di Yogyakarta," tukasnya.
Sekedar informasi, potensi pengrajin kayu yang ada di Desa Srigonco, Kecamatan Bantur tersebut juga menjadi salah satu jujukan juri dalam Lomba Desa Kabupaten Malang 2023. Selain potensi kerajinan kayu, para juri yang terlibat dalam penilaian visitasi juga meninjau beragam potensi dan inovasi yang ada di Desa Srigonco.
Sebagaimana yang telah diberitakan, ada enam desa yang lolos dalam penilaian administrasi pada Lomba Desa Kabupaten Malang 2023. Keenam desa yang lolos dalam penilaian administrasi masih harus menjalani visitasi untuk memastikan kesesuaian data dan fakta lapangan di Lomba Desa Kabupaten Malang 2023.
Keenam desa tersebut meliputi, Desa Sriginco, Kecamatan Bantur; Desa Sengguruh, Kecamatan Kepanjen; Desa Sidoasri, Kecamatan Sumbermanjing Wetan (Sumawe); Desa Pojok, Kecamatan Dampit; Desa Ngawonggo, Kecamatan Tajinan; dan Desa Landungsari, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.