JATIMTIMES - Aturan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang memberlakukan masuk sekolah pukul 05.00 WITA atau usai Subuh menuai kritikan dari berbagai pihak. Aturan itu pun ramai menjadi perbincangan publik.
Salah satu kritik datang dari Praktisi Kesehatan Tidur dan Konsultan Utama Snoring & Sleep Disorder Clinic RS Mitra Kemayoran dr Andreas Prasadja. Menurut Andreas, jam masuk sekolah di Indonesia yang jam 7 pagi saja sudah salah. Itu karena di berbagai negara maju, jam masuk sekolah justru dimundurkan, yakni jam 8.30 atau 09.00 pagi.
Baca Juga : Camat Glagah Masuki Pensiun Diringi Lantunan Selawat Nabi dan Doa Para Tokoh Masyarakat
"Alasan kenapa? Ya untuk kesehatan tidur anak-anak ini, untuk kesehatan kualitas dari dewasa muda ini," ujar Andreas, dikutip Instagram @undercover.id, Rabu (1/3/2023).
Lebih lanjut Andreas menyebutkan bahwa usia remaja-dewasa muda itu masih memiliki kebutuhan tidur delapan setengah sampai sembilan seperempat jam. Jika tidak dipenuhi, tentu ada akibatnya.
"Kita memang tidak bisa meneliti secara langsung (soal akibatnya). Tapi penelitian dari Mary Carskadon, peneliti tidur pada remaja dan dewasa muda yang sangat terkenal menyebutkan tidur, kecukupan tidur itu akan menjamin kualitas manusia.
"Ada dua sekolah yang diuji pada 90-an, dari hasil penelitian dengan memundurkan jam sekolah, prestasi akademis semakin meningkat, prestasi olahraga meningkat, angka terlambat turun derastis, angka absen karena sakit turun derastis, dan yang di luar prediksi peneliti angka kenakalan remaja hampir nol. Ini kan luar biasa," ungkapnya.
Menurut Andreas bukan hanya soal kesehatan, tapi kecerdasan, daya ingat, kreativitas, kualitas otak manusia, kualitas manusia itu dibangun hanya pada saat tidur.
"Dengan mengurangi tidur sebenarnya itu kita malah menurunkan kualitas manusia. Daya tahan tubuh jadi buruk, risiko penyakit jantung, pembuluh darah, kanker, akan meningkat drastis, belum lagi performa, pernah ingat dulu waktu sma pelajaran jam 7 pagi apa ada yang menarik? Tidak ada, karena otak kita masih tidur," tegasnya.
Seperti diketahui, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat sebelumnya meminta agar jam masuk sekolah peserta didik setingkat SMA di NTT dimajukan menjadi pukul 05.00 WITA. Hal itu Viktor sampaikan dalam agenda pertemuan bersama kepala sekolah pada Kamis (23/2) lalu.
Instruksi Viktor itu terekam dalam sebuah video berdurasi 1 menit 43 detik yang beredar di media sosial. Viktor terlihat berbicara di forum kepala sekolah yang didampingi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT Linus Lusi.
Awalnya Viktor mengatakan bahwa anak harus dibiasakan bangun pukul 04.00 WITA. Kemudian ia menghitung estimasi persiapan selama setengah jam, dan setengah jam berikutnya waktu berangkat sekolah. Dengan demikian, peserta didik setingkat SMA diharapkan mampu tiba di sekolah pukul 05.00 WITA.
Viktor mengatakan salah satu pertimbangannya, rata-rata anak SMA paling malam tidur pukul 22.00 WITA, sehingga menurutnya waktu tidur enam jam sudah cukup bagi para siswa.
Baca Juga : Lakukan Pendampingan Penyelesaian Skripsi, Fakultas Humaniora Buka Program Skripsi Camp
Selain itu, Viktor mengatakan budaya masuk sekolah lebih pagi bertujuan untuk mengasah kedisiplinan dan etos kerja para peserta didik. Ia pun meyakini kebijakan baru ini akan terasa berat bagi peserta didik maupun pengajar, namun menurut Viktor harus ada pengorbanan sebelum melakukan perubahan.
Lantas, Viktor kembali mengklarifikasi usulan tersebut. Ia mengatakan hanya dua Sekolah Menengah Atas (SMA) yang menerapkan jam masuk sekolah pukul 05.00 WITA.
Menurut Viktor, dua sekolah tersebut yakni SMA 1 dan SMA 6. Dua sekolah itu diklaim memiliki kemampuan dan sanggup menerapkan aturan baru dalam mencetak siswa unggulan.
"Pertama SMA 1, siap-siap anak-anak SMA 1 kalau tidak kuat tarik pulang sudah, karena ini jalan terus kecuali saya berhenti September nanti, pasti bisa dibatalkan," kata Viktor dalam video yang diunggah di akun Instagram @viktorbungtilulaiskodat.
"Kedua SMA 6, dua (sekolah) ini akan berjalan terus (masuk) jam lima pagi," ujarnya melanjutkan.
Viktor mempersilakan para orang tua yang ingin mendorong anak-anaknya sekolah di dua SMA tersebut. Menurutnya, para siswa di sekolah tersebut akan disiapkan menjadi pemimpin masa depan.
"Yang tidak mau, tidak dipaksa. Monggo geser kas keluar ame sang dia (Silahkan geser ke sekolah lain)," katanya.