JATIMTIMES - Sejumlah persiapan terus dilakukan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Malang terkait rencana penerapan satu arah di Kawasan Kayutangan Heritage. Salah satunya memetakan titik yang diperkirakan terjadi penumpukan kendaraan.
Menurut Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang Widjaja Saleh Putra, salah satu titik yang diperkirakan terjadi penumpukan kendaraan adalah di Jalan Majapahit sampai di sekitar Jalan Merdeka. Penumpukan itu diperkirakan akibat bertemunya kendaraan di persimpangan tersebut.
Baca Juga : Sidang Vonis Ricky Rizal dan Kuat Ma'ruf Dihadiri Orang Tua Yosua, Samuel Minta Pasal 340 Diterapkan
"Itupun yang dikhawatirkan penumpukan oleh teman-teman paguyuban adalah di Jalan Majapahit, itu pun hanya 200 meter. Paling jauh 200 meter, itu dari Tawira (Taman Wisata Rakyat) sampai di ujung gereja menuju depan (Plaza) Sarinah. Disitu ada pertemuan angkutan," ujar pria yang akrab disapa Jaya ini.
Sebagai solusi, nantinya angkutan umum tidak diperbolehkan mengangkut penumpang di Jalan Majapahit. Solusi tersebut diharapkan setidaknya bisa meminimalisir terjadinya penumpukan kendaraan.
"Disitu (sekitar splendid) memang tidak boleh ngangkut penumpang. Silahkan jalan sedikit, bisa ke Sarinah," imbuh Jaya.
Di sisi lain dirinya menerangkan, bahwa penataan arus lalu lintas dan angkutan jalan di Kawasan Kayutangan Heritage ini bukan hanya dimaksudkan untuk kepentingan angkutan umum saja. Melainkan untuk kepentingan seluruh masyarakat.
"Jadi jalur itu bukan hanya salah satu angkutan saja. Meminimalisir perseteruan antar sopir," imbuh Jaya.
Baca Juga : Kepala Bakorwil III Malang Bersiap Gabung dengan Wulan Indonesia: Visi yang Dibawa Menarik
Sementara itu, uji coba penerapan satu arah di kawasan tersebut rencananya akan mulai dilakukan pada 21 Februari 2023 mendatang. Tahap uji coba tersebut rencananya akan berlangsung selama satu bulan.
Dalam hal ini, Dishub Kota Malang juga akan menggandeng mahasiswa KKN dari Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD). Yang akan dilibatkan dalam pengumpulan data untuk keperluan kajian dalam evaluasi penerapan satu arah.
"Lalu kuta hitung, teman-teman dari STTD, kita sebar untuk melakukan survey. Apakah benar dampaknya signifikan. Uji coba satu bulan dan akan dilakukan evaluasi," pungkas Jaya.