JATIMTIMES - Kantor Kementerian Agama (Kemenag) RI Kota Malang membeberkan penyebab terjadinya tren positif pendaftar haji di Kota Malang yang terus meningkat.
Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Kota Malang Mukhlis menyampaikan, pendaftaran haji trennya cenderung naik. Dia memperkirakan kenaikan pendaftaran haji mencapai 10 persen.
Baca Juga : Wali Kota Sutiaji Rencanakan Kenaikan Insentif Ketua RT dan RW di Kota Malang
"Jadi, intinya ini memang pendaftarannya (haji) ada peningkatan yang signifikan. Saya kira lebih dari 10 persen peningkatan pendaftarannya," ungkap Mukhlis, Jumat (10/2/2023).
Mantan kepala seksi PHU Kemenag Kota Batu ini menjelaskan penyebab terjadinya tren peningkatan pendaftaran haji. Pertama yang paling utama, pemerintah Arab Saudi telah melakukan normalisasi ibadah haji setelah melandainya pandemi covid-19 yang berlangsung hampir tiga tahun.
"Kedua, ada usaha-usaha dari pemerintah untuk menambah kuota (jamaah haji)," ujar Mukhlis.
Selain itu, terkait penggabungan jamaah haji, Mukhlis menyebut pemerintah bakal meniadakan kebijakan tersebut. Pasalnya, penggabungan jamaah haji ini akan menggerus antrean jamaah haji lainnya.
"Contohnya penggabungan suami gabung istri, atau mungkin orang tua dan anaknya. Itu dari pemerintah sepertinya akan meniadakan karena itu dianggap menggerus jamaah yang sudah antre. Selain itu, hal tersebut adalah tanggung jawab petugas," jelas Mukhlis.
Secara otomatis, dengan ditiadakannya kebijakan penggabungan tersebut, petugas haji harus membuat skenario khusus untuk penanganan terhadap jamaah haji yang berusia lanjut usia (lansia) atau sepuh.
Menurut Mukhlis, untuk jamaah haji yang lansia atau sepuh, memang terdapat beberapa penanganan berbeda. Terlebih lagi, ketika jamaah haji sepuh tersebut tidak mampu berdiri. Dengan kondisi tersebut, lansia tidak wajib untuk melakukan ibadah haji.
Baca Juga : Urai Masalah Banjir Pandanwangi, Wali Kota Sutiaji Turunkan Excavator untuk Normalisasi Sungai
"Tapi, kan rata-rata karena dirasa sudah mengantre terlalu lama, jadi meskipun sakit, masih tetap ingin berangkat (ke Tanah Suci Makkah untuk melaksanakan haji)," terang Mukhlis.
Lebih lanjut, selain beberapa hal tersebut, terdapat dua fase yang membuat orang Islam tergerak untuk mendaftarkan diri sebagai calon jamaah haji. Yakni ketika terdapat seseorang akan berangkat haji, maka banyak masyarakat yang berbondong-bondong mendaftarkan diri sebagai calon jamaah haji.
Kemudian, fase berikutnya ketika jamaah haji yang telah melaksanakan ibadah haji di Tanah Suci Makkah pulang ke Indonesia, maka di momen tersebut akan semakin banyak masyarakat yang mendaftar sebagai calon jamaah haji.
"Belum tentu orang yang memiliki uang itu otomatis tergerak untuk daftar haji. Tetapi, justru trennya selama ini menunjukkan setelah pemulangan haji. Kan banyak orang habis ziarah, itu biasanya mendengar cerita jamaah. Mereka termotivasi untuk daftar," pungkas Mukhlis.