JATIMTIMES - Sebuah video di media sosial ramai menyita perhatian warganet. Video itu memperlihatkan petugas Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau yang memberikan edukasi warga terkait konflik dengan gajah.
Dalam video unggahan akun @terangmedia nampak seorang perempuan petugas BBKSDA memberikan edukasi kepada warga yang tengah berkonflik dengan gajah. Diduga konflik itu terjadi lantaran gajah kerap masuk ke desa-desa dan lahan sawit warga.
Baca Juga : Fakta-Fakta Pilot Susi Air Diduga Disandera KKB
Perempuan dalam video itu menegaskan bahwa bukan gajah yang masuk kebun warga, namun desa dan kebunlah yang masuk rumah gajah. "Jadi jangan semena-mena terhadap gajahnya," ungkapnya.
Petugas tersebut juga menjelaskan bahwa satwa seperti gajah adalah makhluk sosial. "Gajah itu, saya tau soal satwa, saya tegas. Ingat ya pak, gajah itu pak, dia itu makhluk sosial, nyusu dia, seperti anak kita bapak," ujarnya.
Dia juga menyentil jika rumah warga yang diganggu pasti warga juga marah. Begitu juga dengan gajah. "Bapak aja rumah ngga mau diganggu, tanah setapak diganggu ngamuk bapak," katanya.
Menurut petugas tersebut hewan gajah itu semua yang dilewati adalah jalurnya. Dia menegaskan gajah juga tak pernah berganti-ganti jalur yang biasa dilewati.
"Dan (gajah) puluhan tahun melewati jalur yang sama. Gajah itu tidak pernah, pertama lewat (jalur) begini, lalu begini, lalu begini zig zag. Nggak pak. Satwa itu ya puluhan tahun dia akan melewati (jalur) yang sama," tegasnya.
"Tiba-tiba dia lewat 10 tahun lagi, kok sudah ada kebun sawit, dia tidak ngerti. Kok ada rumah, dia tidak ngerti pak. Itu bangunan rumah ngga ngerti, dia terobos. Dia ngga ngerti bahwa itu lubang kanal dia terobos pak," sambungnya.
Ketika gajah tak paham jalurnya, lalu masuk lubang kanal, gajah akan mati. Lantaran menurut petugas BBKSDA, gajah tak mengerti batas administratif. "Gajah satwa itu tidak punya akal, siapa makhluk yang paling mulia di sisi Allah, manusia. Karena manusia dikasih hati, dikasih akal," pungkas petugas tersebut.
Sebelumnya, dalam keterangan unggahan @terangmedia juga menjelaskan jika konflik antara gajah dengan manusia beberapa bulan terakhir menghantui petani sawit di kecamatan Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan, Riau.
Baca Juga : Ini Anggota Tubuh yang Pertama Kali Akan Bersaksi Saat Hisab
Hal itu terjadi lantaran, gajah kerap merusak tanaman sawit petani. Tentunya, hal itu sangat dikeluhkan masyarakat, salah satunya Abdul Gafur salah seorang petani sawit.
"Kalau kita bunuh kita akan dipenjara. Kalau dibiarkan kita yang mati karena sawit habis dimakan oleh gajah ini," ungkap Abdul Gafur, dikutip @terangmedia.
Persoalan ini juga mendapat tanggapan dari Kepala Desa Betung Darman yang mengaku sudah beberapa kali memberitahukan persoalan tersebut ke BBKSDA namun belum juga mendapatkan respons.
"Kami selaku Pemerintah Desa Betung sudah sering meminta tim untuk turun, baik BKSDA, TNTN mau pun pihak terkait tapi sampai saat ini tak ada respon,’ keluh Darman.
Bahkan beberapa petani mengancam jika tak ada solusi, mereka siap membunuh gajah. "Ini sudah konflik antara gajah dan manusia, jika kita tak bertindak maka kita yang tak makan. Kita bunuh sajalah pak wali, biar saya yang belikan racun gajahnya," ungkap salah satu warga.