JATIMTIMES - Optimalisasi program swasembada pangan yang saat ini tengah digencarkan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang tentunya dilakukan dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam (SDM) yang ada. Hal tersebut juga dilakukan dengan menyiapkan berbagai alternatif pangan olahan.
Bupati Malang HM. Sanusi mengatakan, selain bertujuan untuk menyediakan variasi sumber makanan bagi warga, keberadaan pusat pengolahan bahan baku pangan juga memiliki peran lain. Yakni sebagai penggerak perekonomian masyarakat melalui pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Baca Juga : Tax Center Unisba Blitar dan KPP Pratama Gelar Bimtek Perpajakan, Bahas Tuntas SPT Tahunan
“Salah satu yang sudah berjalan seperti di Desa Ngebruk, Kecamatan Sumberpucung. Saat ini di sana sudah berdiri sentra pengolahan makanan berbahan baku singkong atau yang kita kenal dengan gatot,” ujar Sanusi.
Optimalisasi tidak hanya dari variasi alternatif pangan olahan. Namun juga pada proses pemasarannya. Yang dilakukan tidak sebatas hanya pada skala lokal. Namun juga diupayakan pada pasar regional, nasional bahkan hingga internasional.
Dalam hal ini, selain melayani permintaan pasar pada olahan gatot dan tiwul instan, berbagai produk lain juga turut diproduksi oleh kelompok industri rumah tangga tersebut. Seperti gerit jagung, mocaf dan tepung ubi ungu.
Saat ini, terdapat 28 Industri Rumah Tangga di Desa Ngebruk Kecamatan Sumberpucung yang berfokus pada produksi pangan berbasis sumber daya lokal tersebut. Dengan omzet yang diperkirakan mencapai puluhan juta.
“Omzet rata-ratanya bisa mencapai Rp 50 juta per bulan,” imbuh Sanusi.
Baca Juga : Musrenbang RKPD 2024 Kecamatan Kota, Wali Kota Kediri Paparkan Capaian 10 Program Prioritas
Hal tersebut juga membuat Pemkab Malang mendapatkan penghargaan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur. Dimana Kabupaten Malang dinilai cukup berkontribusi pada produk domestik regional bruto (PDRB) sektor Agro Jawa Timur tahun 2021.
“Kabupaten Malang, dinilai telah memberikan kontribusi signifikan terhadap struktur ekonomi pada sektor agro. Dengan nilai PDRB sektor agro Kabupaten Malang yang mencapai Rp 15,836 triliun, peran ini dapat membawa kontribusi sebesar 5,6 persen terhadap Provinsi Jatim,” pungkas Sanusi.