JATIMTIMES - Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) Kota Malang membeberkan alasan penempatan empat unit bilik telepon merah khas dari Inggris di Jalan Jenderal Basuki Rahmat atau di kawasan Kayutangan Heritage
Kepala DPUPRPKP Kota Malang R. Dandung Djulharjanto menjelaskan, terdapat empat unit replika bilik telepon merah khas Inggris di kawasan zona tiga Kayutangan Heritage. Yakni tiga unit di sekitar Tugu Chairil Anwar dan satu unit di dekat gapura gang empat.
Baca Juga : Jelang Satu Abad NU, Ini Pesan Menag dan Gubernur Jatim pada Ansor dan Banser
Alasan ditempatkannya empat unit replika bilik telepon merah khas Inggris di kawasan Kayutangan Heritage bertujuan menambah spot foto dan menambah daya tarik wisatawan dari dalam negeri maupun mancanegara untuk ke Kayutangan Heritage.
"Jadi, kita berbicara pada nilai artistiknya. (Penempatan replika bilik telepon merah khas Inggris) lebih artistik. Jadi, sebenarnya ini untuk menambah daya tarik dan lebih pada nilai artistiknya," ungkap Dandung.
Disinggung mengapa tidak meletakkan replika bilik telepon umum jadul khas Indonesia di kawasan Kayutangan Heritage, Dandung mengatakan, bentuk replika bilik telepon umum Indonesia zaman dahulu kurang menarik jika dibandingkan dengan replika bilik telepon merah khas Inggris.
"Katakanlah kalau mau foto yang biasa pakai tiang dan kotakan (telepon umum) berwarna biru itu, siapa yang mau foto di situ kalau seperti itu. Jadi, kita berbicara pada nilai artistiknya," jelas Dandung.
Terlebih lagi, penempatan empat unit replika bilik telepon merah khas Inggris tersebut telah dirancang dalam detail engineering design (DED) pengembangan kawasan zona tiga Kayutangan Heritage. "Ini DED kan juga sudah ada dan kita menambah spot-spot apa yang lebih pas di situ," kata Dandung.
Baca Juga : Survei LSI: Dukungan ke Ganjar Pranowo Unggul, di Atas Anies dan Prabowo
Lebih lanjut, terkait adanya kritikan yang dilontarkan masyarakat mengenai penempatan replika bilik telepon merah khas Inggris di Kayutangan Heritage, Dandung pun menerima dan memahami kritikan tersebut.
"Ya katakanlah kalau kita tampung, banyak sekali sih keinginan masyarakat. Tetapi kan bagaimana fasilitas itu tidak mengganggu aktivitas warga, tidak mengganggu lalu lintas, tetapi bisa menambah daya tarik," tandas Dandung.