JATIMTIMES - Pada 8 Januari lalu, pendukung mantan Presiden Brasil Jair Bolsonaro menerobos blokade hingga mengepung Istana Kepresidenan Planalto. Buntut dari kejadian itu, panglima militer negara dicopot oleh Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva.
Melansir AFP, panglima militer negara, Julio Cesar de Arruda baru menjabat pada 30 Desember 2022. Atau tepatnya dua hari sebelum kepemimpinan mantan Presiden Brasil Jair Bolsonaro berakhir.
Baca Juga : Tanggapi Ancaman Rusia, Nato Gagal Kirimkan Tank Leopard untuk Ukraina
Menurut Lula, langkah pemecatan panglima militer negara Brasil itu dilakukan setelah dirinya juga memecat 40 tentara keamanan presiden akibat kejadian kerusuhan pada 8 Januari lalu.
Saat ini, panglima militer negara Brasil digantikan oleh komandan angkatan darat tenggara Tomas Ribeiro Paiva.
Sebagai informasi sebelumnya, pendukung mantan Presiden Brasil Jair Bolsonaro membuat kerusuhan dengan memecahkan jendela dan furnitur, menghancurkan karya seni yang tak ternilai harganya dan meninggalkan pesan grafiti yang menyerukan kudeta militer terhadap Presiden Brasil Lula.
Atas kejadian itu, Lula mencurigai adanya keterlibatan pasukan keamanan, sehingga lebih 2.000 orang ditangkap. Presiden sayap kiri itu juga melakukan investigasi mendalam usai terjadinya kerusuhan itu.
Di sisi lain, Menteri Pertahanan Jose Mucio meyakinkan Lula bahwa tidak ada keterlibatan langsung angkatan bersenjata terhadap kerusuhan itu. Jika ada anggota yang berpartisipasi, mereka harus mempertanggungjawabkannya.
Baca Juga : Ancaman Rusia Pada Nato soal Kekalahan yang Berujung Perang Nuklir
Menurut para analis pemerintahan, angkatan bersenjata akan menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintahan Lula. Pasalnya kehadiran militer pada mantan presiden Bolsonaro sangat signifikan.
Sementara itu, mantan presiden Bolsonaro, meninggalkan Brasil dua hari sebelum pelantikan Lula. Dia pergi ke Amerika Serikat. Dan saat ini, Bolsonaro tengah diselidiki atas dugaan menghasut pemberontakan di Brasil.
Meski begitu, Bolsonaro membantah ada kaitannya dirinya dengan kerusuhan itu. Bolsonaro juga mengaku menyesal dengan adanya peristiwa kerusuhan tersebut.