JATIMTIMES - Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) 7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) saat ini mencapai 5,5 persen. Hal ini pun menjadi kekhawatiran masyarakat lantaran berimbas pada banyak sektor.
Namun, kenaikan suku bunga itu tidak berpengaruh pada sektor pertanian. Hal tersebut dijelaskan Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) RI Harvick Hasnul Qolbi saat ke datang ke Unisma memberikan motivasi dan menyerahkan langsung bantuan bibit di sela-sela kegiatan kuliah umum yang digelar Unisma dengan tema "Pemberdayaan Santri dalam Pengelolahan Sampah untuk Meningkatkan Pendapatan Pertanian Pesantren". "Nggak pengaruh,"ucapnya.
Baca Juga : Kolaborasi dengan Kementerian Pertanian, Unisma Dorong Pemberdayaan Santri
Dijelaskan, dalam sektor pertanian terdapat kredit usaha rakyat (KUR) yang mempunyai mekanisme tersendiri, sehingga kenaikan suku bunga ini tidak mengimbas. "Kami punya spesifikasi sendiri dan itu terus (berjalan)" terang Hasnul.
Dengan spesifikasi dan banyaknya program yang ada di Kementerian Pertanian, maka kembali Hasnul menegaskan, kenaikan suku bunga yang telah sesuai ditetapkan bank tidak berpengaruh pada sektor pertanian. "Banyak program situ," paparnya.
Sementara itu, kenaikan suku bunga telah beberapa kali mengalami kenaikan. Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 21-22 Desember 2022 memutuskan untuk menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 5,50 persen.
Kenaikan suku bunga tersebut menjadi sebagai langkah front loaded, pre-emptive, dan forward looking dalam upaya menurunkan ekspektasi inflasi dan memastikan kembalinya inflasi inti.
Baca Juga : KPK Tanggapi Protes Keluarga Lukas Enembe soal Tak Naik Garuda
Langkah ini memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah sejalan dengan nilai fundamentalnya akibat tingginya ketidakpastian pasar keuangan global, terlebih di tengah permintaan ekonomi domestik yang kuat. Untuk itulah, Bank Indonesia mengeluarkan beberapa strategi untuk tetap dapat menjaga stabilitas dan pemulihan ekonomi.