JATIMTIMES - Rencana revitalisasi Pasar Lawang sepertinya masih jauh dari realisasi. Sebab proses revitalisasi yang sebelumnya direncanakan akan dilakukan tahun 2023 ini, sepertinya bakal mundur.
Hal tersebut disinyalir akibat beberapa hal. Yang pertama karena keterbatasan anggaran. Dan yang kedua karena berdasarkan hasil visum dari Universitas Brawijaya (UB), revitalisasi Pasar Lawang tidak bisa jika hanya sekadar perbaikan dan rehabilitasi saja.
Baca Juga : Belum Genap Satu Bulan, Jembatan Prasung Ambles Lagi
Dengan demikian, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Diaperindag) Kabupaten Malang Mahila Surya Dewi mengatakan, kemungkinan besar Pasar Lawang bakal dibangun ulang. Namun untuk teknisnya ia belum dapat banyak menjelaskan.
"Kami juga sudah bersurat ke Kemendag dan Kemen PUPR. Untuk tahun anggaran 2023 sudah tidak memungkinkan. Kami tetap berupaya di tahun 2024 bisa dilaksanakan. Karena anggaranya ditaksir mencapai Rp 122 Miliar. Itu anggarannya dari Pemerintah Pusat," ujar Mahila.
Sebelumnya, untuk merevitalisasi Pasar Lawang sempat direncanakan bakal dilakukan dengan memanfaatkan anggaran dari Corporate Social Responsibility (CSR). Namun mengingat kebutuhan anggaran yang terbilang besar, kemungkinan rencana itu urung dilakukan.
"Memang rencanannya akan di CSR (Corporate Social Responsibility) kan. Namun karena kerusakan yang cukup besar, jadi tidak mungkin jika hanya direvitalisasi atau sekadar direhabilitasi dan diperbaiki saja," terang Mahila.
Berdasaran hasil visum UB yang ia terima, konstruksi bangunan Pasar Lawang dinilai tidak memungkinkan untuk diperbaiki. Hal itu akibat kebakaran yang terjadi pada tahun 2018 lalu.
"Jadi di kedalaman sekian sudah tidak memungkinkan lagi untuk direhab saja. Termasuk besi dan sebagainya tidak memungkinkan. Itu menjadi pekerjaan besar," jelas Mahila.
Baca Juga : Viral, Komplotan Jambret di Malang Gasak Perhiasan Milik Nenek Lansia Warga Pakis
Dirinya berharap besar bahwa pekerjaan tersebut bisa dilakukan pada tahun 2024 mendatang. Namun untuk kepastiannya juga masih menunggu keputusan Bupati Malang. Apakah nantinya akan menggunakan anggaran dari Pemerintah Pusat, atau ada anggaran CSR dan APBD yang bakal dilibatkan.
"Tetap kita usahakan, proposal segala macam sudah. Tapi, keputusannya ada di Pak Bupati, apakah jadi di gotong royong kan atau CSR. Tapi kami sudah berikan masukan terkait kondisinya. Insha Alloh beliau paham betul," kata Mahila.
Sebagai informasi, data Disperindag, ada sebanyak 456 pedagang yang terdampak kebakaran di Pasar Lawang pada 2018 lalu. Saat ini, sebanyak 97 pedagang berjualan di tempat penampungan. 148 pedagang masih berjualan di tempat yang lama, dan sebanyak 211 pedagang harus direlokasi karena tak punya tempat untuk berdagang.
"Ada yang berjualan dengan kondisi seadanya, ada yang pindah berjualan di luar, ada yang sudah tak berjualan selama kurang lebih 3 tahun. Kalau nanti pembangunan sudah dimulai, maka relokasi kemunginan di Patal Lawang. Tapi akan dicek lagi, karena itu rencana 2 tahun lalu," pungkas Mahila.