JATIMTIMES - Usai Gubernur Papua Lukas Enembe ditangkap dan diamankan, massa pendukung membuat kericuhan di Mako Brimob dan Bandara Sentani. Aksi massa simpatisan itu berupaya untuk menghalangi aparat agar Lukas tak dibawa ke Jakarta.
Buntut dari kericuhan itu, 1 simpatisan dikabarkan meninggal dunia karena tertembak. Simpatisan tersebut dinilai membahayakan petugas sehingga diberi peringatan.
Baca Juga : KPK Beberkan Kronologi Penangkapan Paksa Gubernur Papua Lukas Enembe
"Korban ditembaknya di bawah pinggang. Dan itu kan memang standar prosedur untuk penembakan melumpuhkan," ungkap Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Prabowo, dilansir Detikcom pada Rabu (11/1).
Usai terkena tembakan, 1 simpatisan itu pun segera dilarikan ke rumah sakit. Namun saat dilakukan perawatan, dinyatakan meninggal dunia.
Menurut Ignatius, simpatisan tersebut memaksa masuk ke area pengamanan Bandara Sentani. Karena mereka tidak ingin Lukas dibawa oleh KPK.
Selain 1 simpatisan meninggal dunia, Ignatius juga menyebut ada tiga korban luka-luka.
"Ada tiga korban luka lainnya, dua masih kelompok simpatisan," ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, video kericuhan massa pendukung Lukas Enembe tersebar di media sosial. Salah satunya unggahan Instagram @banjarnahor. Dalam video unggahannya, nampak kericuhan terjadi di depan Mako Brimob. Ada beberapa suara tembakan polisi untuk membubarkan kerusuhan.
Baca Juga : Digunakan Antar Anak Sekolah, Polisi Dalami Pencurian Sepeda di Kepanjen yang Viral di Medsos
Nampak juga dalam video itu, beberapa pengendara motor dan mobil putar balik menghindari kerusuhan yang terjadi di depan Mako Brimob.
Sementara itu, di Bandara Sentani juga demikian. Menurut keterangan perekam video yang diunggah di akun Instagram @kamerapengawas.id, ada beberapa massa pendukung Lukas Enembe yang memaksa masuk ke area bandara. Mereka berupaya menghalangi KPK untuk membawa Lukas.
"Massa bikin kacau di daerah bandara. Semua orang lari ke apron, tempat parkir. Tolong, semua orang termasuk karyawan bandara lari semua ke apron. Massa bikin kacau, mengejar pakai parang," ujar perekam video.
Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhuri menyebut dua orang massa aksi yang memprovokasi aksi pelemparan di Mako Brimob sudah berhasil ditangkap.