JATIMTIMES - Personel gabungan anggota kepolisian Polres Malang masih berupaya mencari keberadaan pelaku pembunuhan di Kecamatan Ampelgading, Senin (26/12/2022). Sebagaimana yang telah diberitakan, pelaku pembunuhan yakni Sukarni diduga masih bersembunyi di dalam hutan, usai membunuh kekasih gelapnya.
Kasi Humas Polres Malang IPTU Ahmad Taufik menyebut, kondisi medan yang ekstrem saat melakukan pengejaran terhadap keberadaan pelaku, menjadi salah satu faktor Sukarni belum tertangkap hingga delapan hari paska kejadian pembunuhan.
Baca Juga : Seorang Wanita Tanpa Busana Ditemukan Tewas di Sidoarjo
"Untuk pengejaran betul ya, karena memang gunung di wilayah berbukit. Jadi medan cukup ekstrem, Bapak Kasat (Reskrim Polres Malang) juga masih di TKP (Tempat Kejadian Perkara) atau di hutan untuk melakukan pengejaran terhadap pelaku," katanya.
Pengejaran keberadaan pelaku ke wilayah hutan tersebut, sesuai dengan hasil penyelidikan yang dilakukan pihak kepolisian. Setelah melancarkan aksi pembunuhan, Sukarni diketahui oleh beberapa saksi kabur ke arah hutan yang ada di belakang rumah korban.
"Saat melakukan pembunuhan itu di rumah korban, pelaku sempat dilihat oleh para tetangga melarikan diri dengan membawa pisau menuju ke arah hutan," ulasnya.
Sementara itu, untuk barang bukti berupa pisau yang digunakan untuk membunuh korban juga masih belum ditemukan oleh polisi.
"Untuk barang bukti masih kami lakukan pencarian, tentunya bersama dengan pencarian terhadap tersangkanya," imbuhnya.
Lebih detil, pawang Unit K-9 Polresta Malang Kota Aiptu Imam Mukson Ridlo, menuturkan faktor cuaca juga menjadi kendala tersendiri bagi polisi saat memburu keberadaan pelaku pembunuhan.
"Kemarin Polres Malang, minta bantuan ke Polresta Malang Kota untuk melacak keberadaan pelaku menggunakan (anjing) lacak umum," ucapnya kepada Jatim Times.
Setelah melakukan titik tolak, yakni teknik memberikan bau pelaku kepada anjing pelacak, satwa milik Unit K-9 Polresta Malang Kota langsung mengendus jejak pelaku.
"Barang bukti yang ditinggalkan pelaku mulai baju dan beberapa barang lainnya, dijadikan sebagai titik tolaknya. Tapi kendalanya, pertama medannya sangat ekstrem. Kemudian kedua, hujan, itu kendala kami di lapangan," tuturnya.
Imam menyebut, dengan adanya guyuran hujan, membuat jejak pelaku menjadi tipis. Sehingga susah diendus oleh satwa anjing pelacak.
"Di sana lokasinya itu sangat jauh, ternyata posisinya saat melakukan pelacakan ketika jejak-jejaknya bagus, terkena hujan. Padahal sudah masuk tengah hutan. Sebenarnya sempat masih ada sumber baunya, tapi tipis banget, sayang," keluhnya.
Saat melakukan pelacakan, anjing dari Unit K-9 Polresta Malang Kota sempat menemukan beberapa bau jejak pelaku. Di antaranya pada beberapa titik di dalam hutan, hingga menuju ke arah pantai yang ada di ujung hutan.
"Dari perjalanan itu nanti larinya arah mana. Akhirnya melingkar di bukit, di bukit itu nanti melingkar lagi tembus di beberapa rumah saudaranya (pelaku, red), masih tembus lagi sampai ke pantai. Jadi ke arah sana, jauh," jelasnya.
Namun demikian, Imam menyebut beberapa jejak yang ditemukan oleh anjing pelacak, sebagian di antaranya hanya bersifat tipis. Artinya jejak pelaku sedikit susah dilacak karena jejak pelaku terguyur hujan deras yang terjadi saat proses penyisiran.
"Tapi kalau menurut saya, sumber baunya tipis, karena anjingnya beberapa kali sempat bingung. Penyebabnya karena cuaca, memang lawannya anjing lacak umum itu cuaca," ulasnya.
Baca Juga : Ngeri, Sistem Rudal Canggih Patriot AS di Ukraina Terancam Dihancurkan oleh Putin
Sekedar informasi, dijelaskan Imam, anjing lacak umum adalah satwa spesialis mencari jejak seseorang. Sedangkan tekniknya menggunakan titik tolak alias aroma dari seseorang.
"Iya, untuk jejaknya orang, pakai sumber baunya jejaknya orang. Dalam kasus ini berarti sumber baunya dari barang milik pelaku pembunuhan," timpal Imam.
Dalam proses pencarian tersebut, Unit K-9 Polresta Malang Kota menerjunkan dua anjing pelacak. Satwa tersebut bernama Zeera dan Charles.
"Kemarin bawa dua ekor, Zeera sama Charles. Itu satwa spesialis lacak umum. Sedangkan personel yang dikerahkan dari Mapolresta dua personel, dari Polres Malang tiga personel," imbuhnya.
Dalam mekanisme di lapangan, dua anjing pelacak di kerahkan secara bergantian.
"Bergantian, kalau capek digantikan anjing satunya. Jadi sampai diikuti mobil, ketika kami melewati jalan setapak nanti kita tembus mana, mobil itu yang akan menjemput," terangnya.
Sebagaimana yang telah diberitakan, proses pencarian pelaku pembunuhan yang melibatkan anjing pelacak ini berlangsung pada Jumat (23/12/2022).
"Waktu pencarian setelah duhur sampai mendekati magrib. Karena sudah malam ya akhirnya kita tarik, kondisinya tidak memungkinkan untuk keselamatan kami," ujarnya.
Dalam proses pencarian selama kurang lebih empat jam tersebut, Imam menduga pelaku merupakan seseorang yang sangat paham dengan medan di dalam hutan. Hal itu dibuktikan dari hasil pelacakan oleh satwa yang menuju ke akses jalan yang sangat ekstrem.
"(Jejak pelaku) sebagian ada yang lewat jalan setapak, sebagian tidak ada akses jalan setapak yang diterobos oleh anjing itu. Artinya pelaku ini sangat hafal dengan medan yang ada di sana," tukasnya.
Sekedar informasi, korban pembunuhan bernama Linawati warga Dusun Licin, Desa Lebakharjo, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang. Ibu 33 tahun itu ditemukan meninggal dalam kondisi yang mengenaskan pada Minggu (18/12/2022) sekitar pukul 07.45 WIB.
Ketika kejadian, suami korban sedang bekerja. Warga baru mengetahui jika korban dibunuh setelah anaknya berteriak minta tolong. Sementara terduga pelaku, yakni Sukarni sempat kepergok oleh warga kabur ke arah hutan yang ada di sekitar lokasi kejadian dengan membawa pisau.