JATIMTIMES - Indonesia akan menyetop Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) pada akhir tahun 2022 ini.
Kebijakan dari pemerintah itu mendapat banyak sekali tanggapan. Salah satunya dari pakar epidomologi dari Griffith University Australia Dicky Budiman.
Baca Juga : Kapolri Mutasi 704 Perwira, 24 Jenderal Dimutasi Masuk Masa PensiunĀ
Ia menyarakan agar penyetopan PPKM itu dilakukan setelah Natal 2022.
"Setuju jika dicabutnya nanti setelah Natal dan Tahun Baru (Nataru). Ini pun jika situasi di China tidak makin buruk dan tidak ada varian baru berbahaya," kata Budiman, dikutip dari detikcom, Minggu (25/12/2022).
Lebih lanjut Dicky mengatakan Indonesia belum masuk pada masa endemi meski status PPKM dicabut.
Dicky lalu mengatakan Indonesia masih harus waspada soal kemungkinan ada penularan virus Corona seperti di beberapa negara lain.
"Kalau bicara PPKM berakhir, nggak otomatis itu endemi. Endemi tak ikuti status pemerintah," katanya.
Dicky menambahkan, status endemi ini berlangsung lama bahkan sampai seratus tahun.
"Bicara status endemi, belum ada sampai sejauh ini, belum ada negara yang dikatakan sebagai endemi," katanya.
Ia juga kemudian membahas mengenai adanya kemungkinan munculnya virus baru ataupun lonjakan Covid-19.
Baca Juga : TNI Laksma Ungkap Kondisi Terkini Brigjen Airlangga Usai Mobilnya Tertimpa Truk Pasir
"Kita tak bisa bicara endemi akan berjalan dengan cepat. Ini bicara virus yang baru terus bermutasi, punya kemampuan infeksi dan infeksi lagi, turunkan antibodi lagi. Ini membuat terus mutasi," katanya.
Dicky lalu mengatakan masa endemi sendiri belum bisa diprediksi lantaran konteks Covid-19 belum pasti.
"Ini tidak mudah, dan belum menentu. Dalam konteks COVID-19, belum menentu. Kadang meningkat. Di China jadi tsunami kasus COVID-19. Disebut bisa diprediksi, musimnya belum jelas. Jadi kategori endemi masih jauh, apalagi dalam modal hardimuniti, jauh banget," ucapnya.
Hal yang paling penting saat ini menurut Dicky adalah virus COVID-19 tidak membebani fasilitas kesehatan. Kemudian, kematian pun dalam angka yang kecil.
"Yang penting, statusnya sudah bisa dikatakan relatif tidak membebani fasilitas kesehatan, relatif bisa dikendalikan, kesakitan ada, kematian ada tapi kecil," ucapnya.
Diketahui, kasus COVID-19 di China sedang meningkat. Bahkan, di kota Qingdao, dilaporkan ada setengah juta kasus dalam satu hari.