free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Akun Twitter Hostile Design Soroti Semrawutnya Tiang di Kawasan Kayutangan Malang 

Penulis : Binti Nikmatur - Editor : Yunan Helmy

24 - Dec - 2022, 14:58

Placeholder
Unggahan akun Hostile Design soal penataan tiang di kawasan Kayutangan, Kota Malang (foto: tangkapan layar Twitter @hostilehostiledesign)

JATIMTIMES - Setelah aksi warga Malang yang membuang sampah ke sungai menuai atensi akun media sosial negara asing, kali ini Kota Malang kembali disorot. Bukan lagi persoalan pengelolaan sampahnya, namun penataan tiang di kawasan Kaangan. 

Dalam unggahan @hostiledesign, tampak ada foto tiang yang berada di dekat (bagian depan) BCA KCU Malang diJalan Jenderal Basuki Rahmat. Di situ ada sekitar 9 tiang  berjajar memblokade zebra cross atau tempat penyeberangan pejalan kaki. 

Baca Juga : Muncul Kiblat Buatan LGBT untuk Ritual Haji Kaum Muslim Pendukung LGBT

Unggahan akun itu pun menyita perhatian warganet dari seluruh dunia. Banyak dari mereka yang mempertanyakan bagaimana orang yang akan menyeberang. 

"iki tolong jelasno konsep e yopo pak, lek nyeberang mosok te miber sek (ini tolong jelaskan konsepnya pak, kalau mau menyeberang, apa harus terbang dulu)," ucap @Dikaputra**

"Alih-alih menggunakan hostile architecture secara aktif, ini terlihat seperti kasus klasik perencanaan kota di Indonesia. Tiang  terlihat jauh lebih tua dari trotoar," kata @ksm_***. 

"Hal ini biasa terjadi di negara-negara Asia Tenggara di mana perencanaan kotanya sangat buruk sehingga penataan tiang entah di mana-mana," tulis @penthove**. 

Sebagai informasi, akun Twitter @hostiledesign adalah media sosial yang kerap mengunggah permasalahan hostile architecture yang terjadi di seluruh belahan dunia. 

Dilansir Cara Chellew dari York University, hostile architecture adalah sebuah strategi penataan kawasan perkotaan yang menggunakan sekumpulan elemen lingkungan binaan untuk mengarahkan atau membatasi perilaku dengan sengaja. 

Baca Juga : Viral, Pelaku Pencurian Pakaian Dalam di Pakis Terekam CCTV, Beraksi Saat Dini Hari

"Sering menargetkan kelompok yang lebih sering menggunakan atau memanfaatkan ruang publik, seperti kaum muda, orang miskin, dan gelandangan, daripada kelompok lainnya dengan membatasi perilaku mereka," tulis Chellew dalam tulisannya berjudul "Defending Suburbia: Exploring the Use of Defensive Urban Design Outside of the City Centre".

Namun Hostile architecture kemudian berkembang lebih jauh setelah adanya tekanan-tekanan sosial, ekonomi, dan politik. Manusia membutuhkan tempat nyaman dan aman untuk dirinya. Inilah yang mendorong penerapan hostile architecture di kota secara luas, termasuk akhirnya masuk ke Indonesia.

Sekilas bisa disebut hostile architecture membantu mengurangi potensi tindak kriminal, gangguan ketertiban umum, atau pelanggaran lalu-lintas. Bentuk hostile architecture pun bisa ditemukan di berbagai sudut kota, seperti adanya bangku halte, bangku taman, emperan toko, pion-pion (bollard) di jalur pedestrian hingga tangga jembatan penyeberangan orang.


Topik

Peristiwa



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Binti Nikmatur

Editor

Yunan Helmy