JATIMTIMES - Persoalan sampah di Banyuwangi, Jawa Timur, menjadi atensi serius Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Dalam upaya menangani dan mengelola sampah, DLH menyiapkan beberapa langkah strategis guna mewujudkan visi pengelolaan sampah di Banyuwangi.
Menurut Dwi Handayani, sekretaris DLH Kabupaten Banyuwangi, pihaknya telah menyusun rancangan akhir masterplan pengelolaan sampah. Masterplan pengelolaan sampah ini disusun DLH Banyuwangi dengan bantuan teknis dari program Clean Ocean Through Clean Communities (CLOCC).
Baca Juga : 812 Pendekar Ramaikan Kejurkab IPSI Banyuwangi 2022
Masterplan ini dirancang untuk menjadi panduan rencana strategis dan aksi pengelolaan sampah bagi seluruh OPD guna mewujudkan visi pengelolaan sampah di Banyuwangi.
Program yang disusun dalam rangka mendukung program pengelolaan sampah Banyuwangi secara jangka panjang. Tujuan masterplan ini untuk menuju Banyuwangi merdeka dari sampah.
"Selain itu, kami ingin menuju destinasi wisata dunia melalui sistem pengelolaan sampah terintegrasi dan berkelanjutan di tahun 2040," ujar Yani, sapaan Dwi Handayani, kepada sejumlah wartawan, Rabu (21/12/2022).
Dalam upaya mewujudkan cita-cita besar tersebut, langkah awal yang akan dilakukan DLH terlebih dahulu menetapkan rencana induk pengelolaan sampah.
Secara kolaboratif, pihaknya berusaha menjalankan piloting perbaikan pengelolaan sampah di desa-desa dengan dukungan para mitra pembangunan.
Selanjutnya mengolaborasikan potensi semua pihak untuk menangani dan mengelola sampah secara terintegrasi dan berkelanjutan dengan arahan yang jelas dan satu tujuan.
Kemudian menyusun masterplan pengelolaan sampah Banyuwangi untuk panduan bersama selama 20 tahun untuk menciptakan perubahan perilaku dan sistem yang berkelanjutan.
Baca Juga : Upaya Atasi Sampah, Lurah Bakungan Ajak Masyarakat Menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat
"Penyusunan masterplan persampahan ini Insya Allah akan kami launching tanggal 21 Februari 2023 mendatang," tambahnya.
Selain itu, DLH Banyuwangi akan mempercepat proses piloting yang nantinya bisa menjadi contoh percepatan pelayanan sampah di seluruh Kabupaten Banyuwangi.
Untuk tahap awal, ada 47 desa yang akan dilakukan pendampingan. Rinciannya, 33 desa dari program Banyuwangi Hijau dan 14 desa dari program CLOCC. "Nanti akan terbentuk desa asuh desa dalam pengelolaan sampah ini," ujarnya.
Tidak lupa DLH Banyuwangi mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk terlibat dalam mewujudkan masterplan pengelolaan sampah Banyuwangi sesuai dengan kapasitasnya.
"Untuk mewujudkan ini semua, kita berupaya menyeimbangkan porsi anggaran pemerintah dan meningkatkan porsi dana dari non pemerintah dalam pelayanan sampah," pungkas Yani.