JATIMTIMES - Dugaan aksi perundungan yang disertai kekerasan fisik kembali terjadi di lingkungan sekolah. Setelah sebelumnya seorang pelajar Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Kepanjen sempat koma karena dikeroyok kakak kelasnya. Kali ini kejadian serupa terjadi di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Pagelaran, Kabupaten Malang, Senin (19/12/2022).
Dari penelusuran Jatim Times, korban kekerasan fisik terhadap anak di bawah umur tersebut berinisial TGS warga Kecamatan Turen, Kabupaten Malang. Pria 14 tahun itu merupakan siswa kelas VIII di SMPN 1 Pagelaran.
Baca Juga : Ciptakan Produk Tradisional, Bupati Sidoarjo: Wirausaha Lokal Perlu Apresiasi
Sedangkan terduga pelaku merupakan seorang pelajar yang menjadi teman satu kelas korban. Terduga pelaku yang berinisial DS ini merupakan warga Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang.
Sementara itu, Senin (19/12/2022) pihak keluarga korban telah membuat laporan terkait kasus perundungan dengan cara kekerasan fisik tersebut ke Polres Malang. Pelapornya adalah tante dari korban perundungan yang berinisial IA.
"Saya tinggalnya di Karangploso, ibu saya ada di Turen. Sedangkan keponakan saya ini (korban) sekolahnya di SMPN 1 Pagelaran. Jadi tadi itu jam 9.00 WIB saya di telepon sama ibu saya. Dikabari kalau keponakan saya dibanting sama ditendang oleh temannya," kata IA saat ditemui Jatim Times usai membuat laporan ke Polres Malang, Senin (19/12/2022).
Mendapat kabar jika keponakannya menjadi korban perundungan, IA langsung bergegas menjenguk korban yang tinggal bersama neneknya. Yakni ibu dari IA yang tinggal di Kecamatan Turen. Setibanya di rumah ibunya, dia mendapati keponakannya sudah babak belur karena dihajar oleh teman sekelasnya yang berinisial DS.
"Waktu pulang ke rumah ibu, saya sempat melihat kondisi keponakan. Ternyata memang di bagian sini (selangkangan) itu lebam, di bagian paha kanan lebam dan di kemaluannya itu merah-merah," jelasnya.
Mengetahui hal ini, pihak keluarga akhirnya sepakat untuk membawa kasus tersebut ke ranah hukum. Hal itu dilakukan agar kejadian serupa tidak kembali dialami korban. Sebab, terduga pelaku diduga memang sering melakukan kekerasan terhadap teman sekolahnya.
"Setelah mendapat beberapa saran, akhirnya kami laporkan. Tujuannya supaya pelakunya jera, karena memang pelakunya ini sok jagoan kalau di kelas. Selain itu agar pihak sekolah juga lebih meningkatkan pengawasan lagi, agar tidak terjadi bullying atau kekerasan di lingkungan sekolah," tegasnya.
IA menjelaskan, insiden perundungan dengan tindak kekerasan fisik dialami korban pada Senin (19/12/2022). Saat itu kondisi kelas sedang tidak ada pelajaran karena ada acara class meeting.
"Kejadiannya tadi (Senin 19/12/2022) pagi. Kebetulan tadi di sekolahnya tidak ada pelajaran, karena class meeting. Akhirnya dia (korban) sama teman-temannya itu di kelas," imbuhnya.
Baca Juga : Kursi KSAL Kosong, Jokowi Sebut Sudah Kantongi Nama Pengganti Laksamana Yudo
Aksi kekerasan yang dialami korban, dijelaskan IA, disebabkan karena korban dijadikan kambing hitam. Yakni dituduh merusak kursi kelas. Ceritanya, saat itu terduga pelaku mengetahui ada salah satu kursi di kelas yang patah. Spontan yang bersangkutan bertanya kepada teman sekelasnya siapa yang mematahkan kursi tersebut.
Saat itu, teman-temannya menunjuk jika TGS yang telah merusak kursi tersebut. Mendapat keterangan itu, terduga pelaku langsung menghajar korban hingga mengalami luka memar.
"Masalahnya cuma perkara kursi. Jadi waktu pelaku tanya siapa yang mematahkan kursi, keponakan saya hanya diam, karena dia merasa bukan yang mematahkannya. Tapi sama teman-temannya malah dituduh. Akhirnya dipegang kerah bajunya kemudian keponakan saya dihajar," terang IA.
Berdasarkan keterangan yang diterima IA dari keponakannya, luka memar di tubuh korban karena dibanting dan ditendang oleh terduga pelaku. "Waktu dibanting itu kepalanya duluan yang jatuh ke lantai, katanya pelakunya cuma satu orang," ujarnya.
Ditemui di saat bersamaan, korban mengaku jika sebelum dibanting ke lantai, tubuh mungilnya sempat ditendang oleh pelaku sebelum akhirnya kembali ditendang di bagian selangkangan.
"Jadi habis ditendang itu, saya dibanting. Setelah dibanting ke lantai itu, saya ditendang lagi di bagian kemaluan," ucapnya sebelum akhirnya pergi ke rumah sakit untuk menjalani visum dengan didampingi oleh petugas Polres Malang.