JATIMTIMES - Wakil Bupati Jombang Sumrambah menghadiri temu usaha dan penyerahan sertifikat halal di Universitas Pondok Pesantren Darul Ulum (Unipdu) Jombang. Pada kesempatan itu, Wabup menyampaikan beberapa poin penting di bidang UMKM.
Sumrambah menjekaskan, temu usaha yang ditujukan sebagai upaya koordinasi dan sinkronisasi dengan para pemangku kepentingan dalam pemberdayaan usaha mikro yang dilaksanakan di kampus, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para pelaku usaha juga bagi civitas akademika.
Baca Juga : Beri Respons Cepat, Wabup Jombang Tinjau Jembatan Rusak Akibat Banjir
Lebih lanjut ia mengungkapkan rasa terima kasih dan apresiasi kepada semua pihak yang hadir. Hal ini dikarenakan semua pihak yang hadir akan berkolaborasi dengan seluruh civitas akademika Unipdu untuk menjadi pendukung utama kemajuan perekonomian Kabupaten Jombang.
"Dinas harusnya dapat berbuat lebih banyak lagi untuk dapat menjadikan UMKM naik kelas ekonomi dan tancap gas. Hal ini untuk mengurangi ketergantungan impor dan mengajak untuk menggunakan produk lokal, produk dalam negeri," kata Sumrambah kepada JatimTimes, Jumat (16/12/2022).
Ia mengaku saat ini negara Indonesia tengah bergantung pada gandum impor. Karena banyaknya kebutuhan tepung yang belum bisa terpenuhi oleh petani dalam negeri.
"Kebutuhan impor terigu itu sudah 12 juta ton per tahun. Kita ini jadi orang barat loh, semuanya tergantung pada terigu dan yang membuat ketergantungan itu pemerintah. Karena setiap pertemuan apapun makanan yang disajikan pasti mengandung gandum atau terigu," katanya.
Ia berharap kedepannya, semua masyarakat mampu menghindari ketergantungan pada produk impor. Termasuk tergantung pada gandum. Karena ada sorgum yang kandungannya hampir sama dengan gandum.
"Harapannya, kita harus sudah mulai meninggalkan sisi ketergantungan terhadap impor terigu dan mulai beralih ke sorgum, mengkonsumsi polo pendem, produk lokal, produk petani kita, produk UMKM kita," bebernya.
Ia menceritakan saat ini dunia, sudah teracuni oleh Indonesia dengan semakin kuatnya pariwisata yang ada di Indonesia.
Selain itu, masyarakat di luar negeri juga mengakui cita rasa masakan yang ada di Indonesia.
Baca Juga : Pemkab Jombang Seriusi Penanganan Stunting untuk Dukung Program Nasional
"Kenapa? beberapa teman saya yang ada di Australia mereka mulai minta dikirimi bumbu masak ke Australia juga negara lain. Mereka minta dikirim tidak lagi dalam bentuk lombok. Tapi sudah dalam bentuk sambal, dalam bentuk bumbu soto, bumbu rawon, bumbu pecel. Ini peluang," ujarnya.
Ia mengaku jika semuanya ini dimulai dari salah satu warga Jombang yang gemar mengkampanyekan masakan Indonesia khususnya masakan Jombang.
"Ini sudah dilakukan oleh anak Wonosalam umurnya berapa 38 tahun. Salah satu eksportir bumbu yang sudah merambah ke Eropa. Penghasilannya 80 juta sampai 100 juta per hari," katanya.
Ia menjelaskan melalui promosi produk lokal ke luar bisa bisa menghasilkan pasar sendiri bagi para pelaku UMKM.
"Melalui promosi, dengan membawa contoh barang, diharapkan akan menarik pasar dan akan terjadi transaksi," pungkasnya.(*)