JATIMTIMES - Setelah kurang lebih 3 bulan lamanya, Wali Kota Batu Dewanti akhirnya bisa memanen hasil pertanian tanaman pangan di lahan belakang Sendratari Arjuna Wiwaha, Kelurahan Sisir, Selasa (13/12/2022). Dengan bangga, Dewanti memanen cabai dan ubi jalar.
Sambil menggunakan topi caping untuk menghindari panas, Dewanti terlihat senang bisa menanen cabai yang langsung dipetik dari tangannya sendiri. Tak sendiri, Dewanti juga memanen bersama gapoktan Kota Batu, veteran, dan kepala OPD Pemkot Batu.
Baca Juga : 137 Warga Hibahkan Tanah Tanpa Ribut, 7 Titik Jalan Tembus Diresmikan di Kota Batu
Dewanti mengatakan saat penanaman pada bulan September, bahan pangan menjadi salah satu pemicu inflasi. Untuk itu, salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menanam tanaman pangan, khususnya cabai.
Menurut Dewanti, bawang merah dan cabai merupakan salah komoditas pertanian yang menjadi penyumbang inflasi tertinggi di Indonesia. Karena itu, perlu adanya gerakan nyata untuk pencegahan inflasi di Kota Batu. Salah satunya dengan penanaman cabai secara serentak.
“Saat ini, cabai dan ubi jalar yang telah ditanam sudah siap dipanen. Semoga dengan menanam sendiri, baik di rumah dan di lahan, bisa membantu menekan inflasi,” ujar Dewanti.
Selain memanen, Dewanti juga menyerahkan bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) kepada gapoktan (gabungan kelompok tani) di 3 kecamatan. Bantuan alsintan yang diberikan berupa elektric power sprayer, cultivator, kendaraan roda 3, mesin potong rumput, mesin perontok padi, paket saprodi intensifikasi pekarangan, serta paket pakan ayam dan Vitachick.
Dengan bantuan tersebut, Dewanti berpesan kepada para petani dan gapoktan agar bisa dimanfaatkan dengan maksimal. “Mugi-mugi barokah dan dimanfaatkan dengan baik. Tetap semangat menghadapi berbagai permasalahan pasca pandemi covid-19,” kata Dewanti.
Baca Juga : Apresiasi Kinerja OPD, Wali Kota Batu Berikan Penghargaan
Sebelumnya bibit yang ditanam itu mulai dari cabai, jagung, ubi dan singkong. Totalnya yang ditanam sejumlah 1.500 polybag bibit di sejumlah tanah kas desa di seluruh Kota Batu.
Setelah dipanen, niatnya hasil tersebut tidak dijual, melainkan dibagikan kepada warga Kota Batu.