JATIMTIMES - Kabar duka datang dari dunia sastrawan dan seniman tanah air. Yapi Tambayong atau dikenal dengan nama pena Remy Sylado meninggal dunia pada hari ini, Senin (12/12/2022).
Kabar meninggalnya Remy Sylado disampaikan langsung oleh anggota DPR Fadli Zon melalui cuitan Twitter-nya. "Selamat jalan Bang Remy Sylado. Baru beberapa hari lalu ngobrol ttg Elvis Presley n manajernya Kolonel Tom Parker. RIP," kata Fadli Zon.
Baca Juga : Kronologi Kecelakaan Bus di Tol Cipali Hingga Menewaskan 2 Orang
Sebelumnya, Remy Sylado menyita perhatian publik setelah dijenguk Gubernur DKI Jakarta (saat itu) Anies Baswedan pada Januari 2022 lalu. Seniman serba bisa itu disebut sudah lama menderita penyakit dan dirawat di RSUD Tarakan.
Dilansir dari laman Kemendikbud, Remy kerap dikenal serba bisa karena memiliki berbagai profesi. Mulai dari penyair, novelis, cerpenis, dramawan, kritikus sastra, pemusik, penyanyi, penata rias, aktor, ilustrator, wartawan, hingga dosen.
Setiap tulisan Remy tidak lepas dari riset yang mendalam. Bahkan, ia memburu bahan-bahan untuk novelnya sampai ke perpustakaan luar negeri.
Pria yang tutup usia pada usia 79 tahun itu dikenal sebagai pelopor puisi mbeling. Puisi mbeling adalah bagian gerakan mbeling yang dicetuskan Remy Sylado. Gerakan itu dimaksudkan untuk mendobrak sikap rezim Orde Baru yang dianggap feodal dan munafik.
Tahun 1959-1962 Remy belajar di Akademi Teater Nasional Indonesia (ATNI) Solo dan di Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) Solo. Kemudian dia belajar di Akademi Bahasa Asing (Jakarta).
Baca Juga : Viral, Pria Australia Ini Kesal dengan Pemberitaan Media Barat Tentang Qatar
Ada beberap kegiatan Remy di bidang jurnalistik. Di antaranya menjadi wartawan harian Sinar Harapan (1963-1965), redaktur pelaksana Harian Tempo di Semarang (1965-1966), majalah Top (1973-1976), majalah Fokus (1982-1984), dan redaktur majalah Vista sejak 1984. Dia juga menjadi dosen di Akademi Sinematografi Bandung sejak tahun 1971.
Bukan hanya di bidang seni dan sastra. Remy juga menyukai musik. Ayahnya menyadari bakat anaknya itu sehingga Remy dijuluki Jubal, artinya “Bapak Musik”, yang diambilnya dari Kitab Genesis.
Sebagai novelis, Remy Sylado telah menulis lebih dari 50 novel. Sebanyak 20 di antaranya novel anak-anak dan 30-an novel keluarga. Dia juga menulis novel sejarah. Novelnya, Ca Bau Kan, yang berlatar belakang kehidupan pedagang Tionghoa di Jawa, terutama di Betawi (Jakarta), juga pernah difilmkan.