JATIMTIMES - Bupati Malang HM. Sanusi menegaskan bahwa perundungan di dunia pendidikan Kabupaten Malang harus berhenti. Baik di lingkungan pendidikan reguler di kalangan SD, SMP, Madrasah hingga pendidikan di lingkungan pondok pesantren (ponpes).
Dirinya mengatakan, adanya kasus perundungan siswa kelas 2 SD di Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang menunjukkan bahwa bullying masih marak terjadi di lingkungan sekolah. Tidak menutup kemungkinan terjadi pula di pondok pesantren.
Baca Juga : Inovasi Kampung Tematik Wonosari Masuk Top 30 Inovasi Terpuji Kovablik Jatim Tahun 2022
“Perlu kita sosialisasikan bersama Forkopimda tentang pidana kasus bullying dan pelecehan seksual ke pondok-pondok, bahwa perbuatan itu tidak boleh diteruskan dan harus berhenti,” jelas Sanusi.
Dalam hal tersebut, Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Malang telah melakukan pembinaan-pembinaan terkait pencegahan terjadinya Bullying. Dan tentunya, pada pelaksanaannya, harus ada sinergi dengan Pemkab Malang beserta jajaran Forkopimdanya.
"Saat ini, masyarakat membutuhkan pencerahan utamanya akhir-akhir ini banyak di antara kita memerlukan pembinaan dalam rangka penguatan moderasi beragama. Hal ini bertujuan untuk saling menghormati antar sesama," jelas Sanusi.
Sanusi mengatakan, baik di sekolah maupun di ponpes, siswa maupun santri tentu belajar untuk mengembangkan potensi dirinya masing-masing. mengembangkan rasa kemasyarakatannya dan juga berlatih menjadi pemimpin.
"Keadaan yang demikian membantu anak dalam menemukan jati dirinya," imbuhnya.
Baca Juga : Diduga Meninggal karena Gas Air Mata, Ibu Korban: Tubuh Menghitam, Mata Merah, Mulut Berbusa
Dengan berteman, menurut Sanusi akan terbentuk rasa solidaritas, menumbuhkan jiwa bersaing untuk menuju prestasi. Dalam hal ini, tidak menutup kemungkinan bahwa pertemanan dan persaingan bisa saling berbenturan. Sehingga, juga memungkinkan munculnya tindak kekerasan.
“Saya berharap, nantinya kita perbaiki dengan saling intropeksi karena pengaruh modernisasi seperti adanya kemajuan teknologi yang semakin canggih dan adanya tontonan film porno serta kekerasan tersebut sangatlah berpengaruh pada anak didik kita," terang Sanusi.
Untuk itu, dirinya mengajak semua elemen masyarakat, untuk bisa bersama-sama menciptakan ketertiban dan kondusifitas. Baik di lingkungan pendidikan sekolah maupun ponpes di seluruh wilayah Kabupaten Malang.