JATIMTIMES - Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Islam Malang (Unisma) menggelar konferensi internasional bertajuk Economic, Business, Enterpreneurship & Social Science International Conference (Ebessic) Tahun 2022, di Gedung Pascasarjana, Rabu (7/12/2022).
Konferensi ini kian bergengsi lantaran diikuti oleh 350 peneliti, mulai dari dosen, mahasiswa dan praktisi dari perguruan tinggi luar negeri yang menjadi partner Unisma. Setidaknya, terdapat beberapa negara yang berpartisipasi dalam konferensi ini, yakni Jepang, Taiwan, China, Filipina, Malaysia, Brunei Darussalam, Rusia, Belanda, Thailand, Palestina, dan Indonesia.
Dekan FEB Unisma, Nur Diana, SE MSi usai membuka konferensi nasional Ebessic 2022, menyampaikan,
jika pihaknya mengumpulkan para peneliti dan ekonom bisnis, enterpreneur dan social science. Ini merupakan program kerja FEB di akhir tahun. Konferensi ini dalam rangka optimasi pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) dan antisipasi kemungkinan resesi global 2023.
"Seluruh peneliti kami kumpulkan untuk mengupas bagaimana mengoptimalkan bisnis dalam rangka pencapaian SDGs yang menjadi tujuan global di seluruh dunia," paparnya.
Lebih lanjut Diana menjelaskan, praktisi perlu dihadirkan untuk dapat memberikan penguatan muatan kepada mahasiswa, terutama mengenai bagaimana implementasi bisnis di dunia nyata.
"Praktisi akan memberikan muatan dan amunisi bagaimana implementasi di dunia nyata. Beberapa praktisi ini perusahaannya juga Penanaman Modal Asing (PMA), yang artinya mahasiswa kami magang di sana juga harus memenuhi syarat PMA ini," jelasnya.
Ebessic 2022 kali ini digelar dalam 2 rangkaian. Yakni primary session dan parallel session. Pada sesi paralel akan dihimpun riset dari 350 peneliti dari perguruan tinggi luar negeri yang menjadi partner Unisma. Terdapat 11 pembicara dari 11 negara.
Baca Juga : Dalami Laporan Tragedi Kanjuruhan, Polres Malang Periksa Dua Saksi Tambahan
Pada parallel session itu, terdapat 350 peneliti. Mereka akan melakukan presentasi di parallel session. Hal ini dilakukan secara hybrid. Di situ tentunya akan banyak riset yang ditampung. Tentu riset tersebut akan sangat berguna dalam mendorong pencapaian maupun memecahkan permasalahan-permasalahan dalam SDGs.
"Dapat memecahkan pencapaian trouble SDGs dalam berbagai bidang. Bisa sisi pendidikan, ekonomi dan kemudian peningkatan kinerja UMKM dalam rangka mengurangi kemiskinan," paparnya.
Dalam kegiatan ini, tentu outputnya, berupa hasil riset yang nantinya dari paper ini akan dalam prosiding dan kemudian nanti akan dipublikasi dalam jurnal. Sebab, salah satu kewajiban dosen maupun mahasiswa unisma adalah publikasi riset dalam jurnal maupun konferensi internasional.