JATIMTIMES - Media sosial dihebohkan dengan cerita seorang pasien yang hendak melahirkan, namun disuruh membayar agar diberi surat rujukan operasi caesar. Usai membayar, surat rujukan malah tak diberikan, sehingga penanganan operasi caesar terlambat dan sang bayi tak terselamatkan.
Cerita itu diunggah kali pertama oleh akun facebook @Tache Fua pada Senin (5/12/2022) pagi. Postingan unggahan akun tersebut berjudul 'RSUD Namlea Harus Bertanggung Jawab'.
Baca Juga : Ramai Set Top Box Meledak, Ini Hasil Investigasi Kominfo
Cerita berawal pada Kamis (1/12/2022), pasien ingin melahirkan di RSUD Namlea, Kabupaten Buru, Provinsi Maluku. Namun karena keterbatasan alat operasi caesar, akhirnya pihak RSUD menyarankan agar pasien segera dirujuk ke kota Ambon.
"Sesuai keterangan petugas medis pihak RSUD, bahwa pasien dapat diberikan surat keterangan rujukan apabila telah membayar uang kepada kedua suster yang akan mendampingi pasien dalam perjalanan dari Namlea ke Ambon dengan besaran uang Rp 3 juta. Tapi setelah keluarga pasien menawar maka ditetapkan dan telah diberikan uang sebesar Rp 2 juta saja," tulis cerita akun facebook tersebut.
Selanjutnya, pihak RSUD menyebut pasien akan dirujuk ke RSUP dr. J. Leimena.
"Tetapi anehnya setelah Kapal Ferry meninggalkan pelabuhan Namlea dan di dalam perjalanan kedua parawat/bidan yang ditugaskan menemani pasien baru memberikan informasi kepada keluarga pasien bahwa pasien tidak mendapatkan rujukan dari RSUD Namlea," cerita akun tersebut.
Karena sudah dalam perjalanan dan surat rujukan dari RSUD Namlea tidak ada, sehingga sesampainya di Kota Ambon, pasien dilarikan ke Rumah Sakit Alfatah pada Selasa (2/12/2022) pukul 06.00 WIT. Dan dijadwalkan operasi caesar bakal dilakukan pada pukul 16.00 WIT.
"Jadwal operasi caesar yang terlalu lama itu akibat tidak adanya surat rujukan dari pihak RSUD Namlea sehingga pengurusan administrasi pasien sedikit terlambat dan operasi baru bisa dilakukan pada sore hari," cerita akun tersebut.
Disebut karena terlambat dilakukan penanganan operasi caesar, bayi pasien tersebut meninggal dunia.
"Kedua tenaga medis yang direkomendasikan oleh RSUD Namlea sesampainya di rumah sakit Alfatah Ambon, hanya berkisar setengah jam saja berada di rumah sakit. Setelah itu mereka pergi dengan alasan ingin mengganti pakaian di rumah keluarga. Tapi setelah itu mereka tak pernah kembali ke rumah sakit," tulisan akun tersebut.
Baca Juga : Gelontorkan Rp 586 Juta, 978 Tukang Ojek dan Sopir Angkutan di Kota Batu Terima BLT
Saat ini, disebutkan pasien tengah dirawat di Rumah Sakit Alfatah Ambon. Bayinya telah dikebumikan di Desa Batu Jungku, Kecamatan Batabual, Kabupaten Buru, Provinsi Maluku.
"Ini bukan soal uang 2 juta rupiah yang telah diberikan tapi ini menyangkut nyawa anak manusia. Selamat jalan nak, ibu dan ayahmu tak bisa menemanimu sampai ke tempat peristirahatan terakhir mu," tulisan akun tersebut, mengakhiri.
Unggahan itu mendapatkan atensi dari warganet. Hingga berita ini ditayangkan, unggahan tersebut telah dibagikan oleh 1,7 ribu orang, disukai 1,3 ribu orang dan mendapatkan komentar 1,2 ribu orang.
"Kasihan klu orang yg ber uang sja sllu di perhatikan... Ktong orang lemah ini kasihan sllu diabaikan... Tolong di perhatikan hal hal seperti ini.... Orang sdh susah... Jdi semakin susah," @Sorpay I***.
"#Miris.. Pimpinan RS namlea harus bertanggungjawab, begitu juga dengan bidan bisa-bisanya meninggalkan pasien dlm keadaan seperti itu.. tidak profesional. Turut berdukacita sedalam-dalamnya semoga diberi ketabahan," @Qiqii Nurhikmah Si***.
"Tuntut sj itu so nma penipuan itu , suru bayar bru trda dpe surat rujukan, kasiang itu org p ana," @Hyatiudin'A**.