JATIMTIMES - Sekitar 2.500 jiwa harus mengungsi di 11 titik akibat Gunung Semeru yang mengalami erupsi sejak Minggu, 4 Desember 2022 dini hari.
Dari data sementara BPBD Lumajang menyebutkan, di wilayah Kecamatan Pronojiwo terdapat 1.033 orang, sedangkan di wilayah Kecamatan Candipuro terdapat 1.117 pengungsi.
Berdasarkan rincian dari Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), 11 titik pengungsian itu meliputi 266 jiwa di SDN 4 Supiturang, 217 jiwa di Balai Desa Oro-oro Ombo, 119 jiwa di SDN 2 Sumberurip, 228 jiwa di Balai Desa Sumberurip.
Baca Juga : Gunung Semeru Erupsi, Kantor SAR Surabaya Siagakan 3 Tim Rescuer
Kemudian, 131 jiwa di Balai Desa Penanggal, 52 jiwa di Pos Gunung Sawur, 216 jiwa di Balai Desa Pasirian, 150 jiwa di Lapangan Candipuro, 600 jiwa di kantor Kecamatan Candipuro dan sisanya di SMPN 2 Pronojiwo.
Tak hanya itu, sejumlah desa juga terdampak awan panas guguran (APG) erupsi Gunung Semeru. Wilayah yang terdampak APG Gunung api Semeru.
Desa itu meliputi Desa Capiturang dan Sumberurip di Kecamatan Pronojiwo, Desa Sumbersari di Kecamatan Rowokangkung, Desa Penanggal dan Desa Sumberwuluh di Kecamatan Candipuro dan Desa Pasirian di Desa Pasirian.
Hingga berita ini dibuat, belum ada informasi mengenai korban jiwa akibat erupsi gunung semeru ini.
Tim gabungan dari BPBD Kabupaten Lumajang, Basarnas, TNI, Polri, relawan, dan lintas instansi terkait terus melakukan upaya penyelamatan, pencarian, dan evakuasi.
Baca Juga : Penanganan Bencana Bakal Jadi Andalan BPBD Kabupaten Malang dalam Lomba Konten Kreator
Sebanyak 10 ribu lembar masker kain, 10 ribu lembar masker medis dan 4.000 masker anak telah dibagikan untuk mengurangi dampak debu vulkanik pada kesehatan.
Tak hanya bantuan kesehatan, PMI dan Dinas Sosial juga tengah membangun dapur umum untuk para pengungsi.
Sebelumnya, status Gunung Semeru telah naik status, dari status siaga ke status awas. Kenaikan dari level 3 siaga ke level 4 itu terhitung mulai siang ini.