free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Pemerintahan

Sukses Tekan Kasus Stunting, DPPKB Kabupaten Malang Bakal Lanjutkan Edukasi Remaja lewat Konco Sregep

Penulis : Riski Wijaya - Editor : A Yahya

02 - Dec - 2022, 02:59

Placeholder
Kepala DPPKB Aniswaty Azis bersama Kepala Dinkes drg. Wiyanto Wijoyo mendampingi Bupati Malang HM. Sanusi saat menerima penghargaan dari IndoHCF.(Foto: Istimewa).

JATIMTIMES - Upaya untuk menekan angka prevalensi stunting terus dilakukan oleh seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang. Salah satu upaya tersebut juga dilakukan oleh Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Malang

Upaya tersebut dilakukan DPPKB Kabupaten Malang dengan memberikan edukasi anak-anak yang berada di usia remaja awal. Atau yang berada di usia 14 tahun ke atas. Tepatnya, usia sekolah menengah pertama (SMP).

Baca Juga : Kasus HIV/Aids di Kabupaten Blitar Meningkat, Ketua DPRD Imbau Pemkab Gencarkan Sosialisasi

Dimana pada proses edukasi tersebut, DPPKB Kabupaten Malang menggunakan aplikasi yang bernama Konco Sregep. Aplikasi tersebut merupakan buah kerjasama yang dijalin DPPKB Kabupaten Malang bersama Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. 

"Kami awalnya bekerja sama dengan UNAIR Fakultas Kesehatan masyarakat, UNAIR itu melakukan penelitian di Kabupaten Malang, ternyata angka pernikahan dini itu Tinggi. Kedua ada program percepatan penurunan stunting dari hulu. Atau dari remaja atau calon pengantin. Kemudian mereka (Unair) datang ke kantor kami, dari hasil diskusi, kita membuat aplikasi itu Konco Sregep yang berisi 13 materi itu," jelas Kepala DPPKB Kabupaten Malang, Aniswaty Azis, Kamis (1/12/2022) melalui sambungan telepon. 

Dalam penerapannya, aplikasi tersebut juga telah disosialisasikan bersama Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Malang melalui sejumlah sekolah. Dari catatannya, setidaknya sudah ada 34 sekolah di Kabupaten Malang yang telah dilakukan edukasi melalui aplikasi tersebut. 

"34 sekolah itu, 24 diantaranya SMP, 4 SMA dan sisanya dari MTs dan MAN. Jadi memang upaya menekan stunting dari hulu. Jadi hulu itu maksudnya di kalangan remaja atau calon pengantin. Edukasi kesehatan reproduksi remaja," terang Azis. 

Menurutnya, edukasi yang ia lakukan melalui aplikasi itu mendapat respon yang sangat baik dari berbagai pihak. Salah satunya melalui Dispendik yang telah turut mensosialisasikan kepada siswa di sekolah-sekolah yang ada di Kabupaten Malang. 

Hal tersebut pula yang dianggap sebagai sebuah keberhasilan. Hingga akhirnya, inovasi itu juga mengantarkan Pemkab Malang melalui DPPKB untuk mendapat penghargaan dari lembaga pemerhati kesehatan (IndoHCF). Sebab dinilai bisa menjadi satu terobosan dalam rangka penanganan stunting.

Atas inovasi tersebut, DPPKB Kabupaten Malang juga mendapat apresiasi langsung dari Bupati Malang HM. Sanusi. Apresiasi tersebut secara simbolis dilakukan dengan memberikan piagam penghargaan yang diserahkan pada malam resepsi Peringatan Hari Jadi ke-1262 Kabupaten Malang beberapa waktu lalu. 

"Kemarin kita memenangkan penghargaan sebagai aplikasi terfavorit di bidang IT Kesehatan," imbuh Anis. 

Baca Juga : Pemkot Malang Didesak Seriusi Komitmen Eliminasi HIV/AIDS pada 2030

Dengan hasil tersebut, Anis mengatakan bahwa pihaknya tidak lantas ingin berpuas diri. Artinya, edukasi terhadap remaja atau calon pengantin untuk menekan tingginya pernikahan dini perlu tetap dilanjutkan, terutama melalui aplikasi tersebut. 

"Kita harus edukasi merubah perilaku atau melakukan perubahan pada pola hidup masyarakat itu tidak mudah. Jadi harus suistanable terus-menerus dan masif. Itu harus terus dilakukan. Kami didukung penuh oleh Dinas Pendidikan," jelas Anis.

Dalam upaya tersebut, dirinya menargetkan tercapainya beberapa hal. Yang pertama setidaknya bisa menurunkan angka pernikahan dini di Kabupaten Malang. Yang kedua yakni ada perubahan perilaku pada remaja awal di Kabupaten Malang untuk dapat berperilaku lebih sehat. Salah satunya seperti tidak berperilaku seks bebas. 

"Setidaknya seperti itu. Berarti juga harus ada penurunan angka pernikahan dini. Tapi kami kan mengajarkan di lingkungan formal, nah yang di non formal ini kami butuh bantuan daei berbagai pihak masyarakat. Seperti dari laskar anak di DP3A atau melalui lingkungan pendidikan," pungkas Anis.

Dalam penghargaan pada ajang yang digelar oleh Indonesia Healthcare Forum (IndoHCF) itu, Bupati Malang, HM. Sanusi dijadwalkan untuk hadir menerima penghargaan. Dengan didampingi Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Malang. 

Sementara itu sebagai informasi, selama 4 tahun terakhir, angka prevalensi stunting di Kabupaten Malang turun kurang lebih sebesar 12,2 persen. Dari yang semula sebesar 20 persen di tahun 2018, kini angka prevalensi stunting di Kabupaten Malang hanya tinggal 7,8 persen. 


Topik

Pemerintahan



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Riski Wijaya

Editor

A Yahya