JATIMTIMES - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tengah mengusut guru SMA Negeri 1 Sumberlawang, Kabupaten Sragen bernama Suwarno (54) yang memarahi siswi kelas X, S (15) gegara tak berjilbab. Ganjar mengatakan bahwa pihaknya akan terus melakukan pengawasan terkait kasus tersebut.
"Udah, udah. Kita urus semua," kata Ganjar kepada wartawan di sela-sela event Borobudur Marathon 2022 kategori Bank Jateng Tilik Candi, Minggu (13/11/2022).
Baca Juga : Nama Meyden Trending Satu Twitter, Ada Kaitannya dengan Deddy Corbuzier?
Lebih lanjut Ganjar mengatakan pihaknya sudah meminta Suwarno menandatangani surat perjanjian. Kemudian, Ganjar menegaskan bahwa ia tidak segan-segan memecat guru tersebut jika kejadian serupa kembali terjadi.
"Gurunya kita minta untuk tanda tangan pernyataan tidak akan mengulang. Kalau mengulang tak pecat," tegas Ganjar.
Sebelumnya, S menjadi korban perundungan Suwarno. Kejadian tersebut terjadi saat S mengikuti mata pelajaran di kelas pada Kamis (3/11/2022) pekan lalu. Tindakan guru tersebut membuat S beserta saudaranya menjadi mogok sekolah lantaran takut terkena bully teman dan kakak kelasnya. Hal itu disampaikan oleh ayah dari S, Agung Purnomo.
"Anak saya di sana kebetulan tidak berkerudung. Ada (oknum) guru yang memarahi dia dan cenderung ke arah bullying," ujarnya.
Agung menyebut tindakan guru itu keterlaluan karena sudah memarahi anaknya di depan kelas. Selain itu, ada narasi dari teguran guru yang menurutnya subjektif. "Nasihatnya kamu harus tobat. Ini subjektivitasnya sudah parah," ucap Agung.
Akhirnya, Agung melaporkan kejadian tersebut pada Polres Sragen untuk membantu menyelesaikan masalah tersebut. "Karena sekarang polisi bukan hanya penegak hukum, tapi juga sahabat masyarakat. Yang mungkin dari mereka bisa memberikan jalan atau solusi, agar masalah ini bisa diselesaikan," ucapnya.
Baca Juga : Hidup Sebatang Kara, Wanita Gangguan Jiwa di Blitar Selatan Ditemukan Tewas Membusuk
Sebelumnya, Suwarno melakukan perundungan pada S dengan menyindir soal keikhlasan dalam berjilbab. "Saya sampaikan secara umum di kelas supaya anak yang lain tahu. Memakai jilbab bukan karena pakaian budaya atau patut-patutan. Tapi memakai jilbab itu karena perintah Allah. Jadi memakai jilbab itu perintah Allah, bukan karena perintah gurunya, saya ingin anak-anak memakai jilbab dengan kesadaran diri, dengan ikhlas, tidak dipaksa dan tidak ditekan. Saya menyampaikannya seperti itu," ucapnya, Kamis (10/11/2022).
Lebih lanjut Suwarno mengatakan bahwa ia hanya memberi nasihat layaknya guru pada umumnya. Selain itu, ia mengaku tidak memaksa apalagi bermaksud menindas S. "Karena ada satu anak yang belum memakai jilbab itu tadi. Tapi sebelumnya saya tidak pernah menyampaikan itu. Tapi karena ada anak yang malu ke masjid tidak jilbaban itu, saya menyampaikan secara spontanitas," tambahnya.
Suwarno juga mengaku menasehati S dengan kalimat yang lembut dan tidak ada niat memojokkan. "Saya menyampaikan dengan kata-kata yang biasa, tidak ada niat memojokkan, atau dengan kata-kata yang keras, bentak-bentak gitu, tidak," ucapnya.
Usai membuat pembelaan diri dengan menjelaskan niat dan tujuannya, Suwarno akhirnya meminta maaf. "Saya sudah 26 tahun mengajar dan baru kali ini, jadi mohon dimaklumi dan dimaafkan. Saya juga punya anak dan istri. Kalau bisa, kita tempuh jalur damai, kekeluargaan. Berilah waktu bagi saya untuk memperbaiki diri, dan betul-betul menghentikan perbuatan yang tidak terpuji seperti bullying atau perundungan," pungkasnya.