free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Serba Serbi

Peringatan Hari Ayah Ada Dua Versi, Tanggal dan Kisahnya Pun Berbeda

Penulis : Irsya Richa - Editor : Nurlayla Ratri

12 - Nov - 2022, 20:42

Placeholder
Ilustrasi ayah dan anak. (Foto: Pinterest)

JATIMTIMES - Peringatan Hari Ayah ada dua, yakni Hari Ayah Dunia dan Hari Ayah Nasional. Peringatannya pun jatuh pada tanggal yang berbeda. Di balik itu pun juga ada sejarah yang berbeda loh.

Peringatan Hari Ayah Dunia jatuh pada 19 Juni. Hari Ayah Nasional yang jatuh pada 12 November.

Baca Juga : Polisi Ungkap Fakta Tewasnya Satu Keluarga di Kalideres

Melansir dari LiveScience, latar belakang Hari Ayah Dunia bermula dari kisah seorang anak bernama Sonora Smart Dodd yang mendengarkan pidato Hari Ibu di gereja. Kemudian Dodd memiliki keinginan menetapkan hari untuk ayahnya bernama William Jackson Smart.

Ayah Dodd adalah seorang veteran Perang Sipil. Sedangkan ibu Dodd meninggal saat melahirkannya. Sejak ibunya meninggal, Dodd dirawat oleh William bersama lima saudara lainnya seorang diri.

Mulanya Dodd hanya ingin merayakan Hari Ayah Sedunia pada 5 Juni yang bertepatan dengan ulang tahun ayahnya. Dodd sempat mengajukan petisi agar hari tersebut diakui di kotanya. Namun pada akhirnya, Hari Ayah Sedunia pertama kali dirayakan pada 19 Juni 1910.

Pada perayaan Hari Ayah Sedunia yang pertama, sejumlah anak perempuan memberikan bunga mawar merah kepada ayah mereka sebagai bentuk apresiasi kepada ayah yang masih hidup. Sementara untuk ayah mereka yang sudah meninggal diberikan mawar putih.

Presiden Amerika Serikat Lyndon Johnson mengeluarkan Proklamasi Presiden pertama untuk mengapresiasi Hari Ayah pada 1966. Hari Ayah Sedunia juga resmi menjadi hari libur.

Peresmian hari libur dilakukan oleh Presiden Richard Nixon pada 1972, disertai dengan menandatangani Undang-Undang Publik yang menjadikan Hari Ayah Sedunia sebagai hari libur.

Dilansir dari laman Sahabat Keluarga Kemdikbud, latar belakang Hari Ayah Sedunia jelas berbeda dengan Hari Ayah Nasional berawal dari 'Sayembara Menulis Surat untuk Ibu' yang digelar oleh Perkumpulan Putra Ibu Pertiwi (PPIP), sebuah paguyuban satu hati lintas agama dan budaya di Solo, Jawa Tengah pada 2014.

Saat itu terkumpul 70 surat terbaik yang akan dikumpulkan menjadi sebuah buku. Di tengah acara tersebut, muncul pertanyaan dari salah satu peserta mengenai peringatan Hari Ayah yang tak pernah ada di Indonesia.

Baca Juga : Penjelasan DLH Kota Malang soal Korban Tewas Tertimpa Pohon: Yang Benar Dahan Jatuh

Sebab, selama ini masyarakat Indonesia hanya merayakan peringatan Hari Ibu yang jatuh pada 22 Desember setiap tahunnya. Sementara Hari Ayah belum pernah ada di tanah air.

Selang dua tahun, PPIP akhirnya mendeklarasikan 12 November sebagai Hari Ayah Indonesia untuk pertama kalinya di Solo, Jawa Tengah. Sejak saat itu, tanggal 12 November ditetapkan sebagai Hari Ayah Nasional.

Sejarah Hari Ayah Nasional juga terbentuk dari deklarasi Hari Ayah pada tanggal yang sama oleh sejumlah kelompok di Maumere, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Deklarasi ini dilakukan sejalan dengan peluncuran buku berjudul 'Kenangan untuk Ayah'. Buku tersebut berisi 100 surat anak Indonesia yang dipilih dari 'Sayembara Menulis Surat untuk Ayah'.

Setelah deklarasi, buku dan piagam dikirim ke Presiden ke-6 Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang memerintah kala itu.

Selain SBY, buku dan piagam deklarasi Hari Ayah Nasional juga dikirim ke empat bupati di empat penjuru Indonesia, yaitu Sabang, Merauke, Sangir Talaud, dan Pulau Rote.


Topik

Serba Serbi



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Irsya Richa

Editor

Nurlayla Ratri