JATIMTIMES - Salah satu produk UMKM Sidoarjo terpilih menjadi suvenir resmi para delegasi di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 tahun 2022. Beberapa produknya yang berhasil lolos antara lain, card holder, tempat pensil, cover binder, cover buku, jam dinding dan standing phone.
Muhammad Aliyafi, Pemilik UMKM yang berada di Jalan Wedoro, Waru, Sidoarjo ini juga menjadi juara dalam ajang kompetisi Dekranasda Jatim. Ia menekuni usaha sendiri sejak tahun 2013, dan didaftarkan dalam Kementrian UKM ketika pandemi terjadi. Ia mengaku mencoba segala cara, agar bisnisnya tetap bertahan kala itu. Berbagai event dan kejuaraan telah ia ikuti, bahkan tak jarang pula ia menangkan.
Baca Juga : Berikan Bekal Ilmu Pemasaran Digital, Dosen Unisba Blitar Dorong UMKM Olahan Belimbing semakin Menggeliat
Ide yang mahal ini selalu berhasil dieksekusinya, hingga menghasilkan barang dengan kualitas yang gak perlu diragukan lagi. Selain aktif mengikuti segala event dan kompetisi, Yafi juga berhasil melalui proses kurasi dari 1.024 UMKM di seluruh Indonesia, untuk menjadi souvenir resmi gelaran KTT G20 di Bali. Selama proses berlangsung, ia mengaku aktif mengirimkan produk-produk buatannya, sesuai dengan tema yang diberikan.
"Saya aktif itu kirim-kirimkan produk. Karna dimintanya produk yang berhubungan dengan dunia office, saya ada kirimkan jam dinding, tempat pensil, card holder, dasi dari kayu, semacam itu." Ungkapnya.
Uniknya, produk-produk milik Yafi kaya akan sentuhan desain khas nusantara. Ia menambahkan gambar-gambar pulau di Indonesia, hingga logo Pancasila yang semakin menambah nilai history dan estetika dari produknya.
"Awalnya itu hobi, dari kayu balsa saya ubah menjadi produk aeromodelling seperti kapal, pesawat, dan drone. Jaman dulu, aeromodelling masih belum booming seperti sekarang," imbuh Aliyafi, Pada Kamis (03/11/2022).
Mengenai pemasaran produknya, Yafi mengaku bahwa 90% konsumennya berasal dari Mancanegara. Ia telah aktif mengirimkan produk-produknya menuju negara Inggris, Amerika, Jerman hingga Belanda dan Jepang. Paling banyak permintaan dari Eropa.
"Nah ini, produk saya lebih banyak diminati orang luar. Saya bertemu dengan konsumen itu dari event, pameran, mereka beli dan kemudian cerita ke teman-temannya, sehingga lebih banyak lagi yang pesan. Jarang dapat pesanan dari orang Indonesia. Adanya malah dikomentari, opo mas kayu kok dibentuk kayak gini apa tidak patah." Jelasnya.
Yafi mengaku, dirinya memilih kayu balsa sebagai bahan dasar objek karyanya karena kayu yang berasal dari pohon balsa memiliki tekstur dan ruas kayu yang lembut, halus dan kuat, sehingga mudah untuk dibentuk dan awet jangka panjang.
Dengan keberhasilannya menjadi salah satu souvenir resmi gelaran G20 ini, Yafi berharap produk Indonesia dapat lebih dihargai lagi di dalam negeri. "Ya harapan saya agar produk-produk ini lebih dihargai, omzet tetap naik, dan semoga menginspirasi." tutupnya.
