JATIMTIMES - Lagi-lagi, Sungai atau Kali Song di Kabupaten Tulungagung menelan korban jiwa. Sungai ini pernah di ulas di media ini pada 13 September 2020 lalu, saat dua pelajar asal Desa Banaran menjadi korban tenggelam.
Kepercayaan masyarakat tentang pengaruh dunia lain di dunia masih kuat dan menganggap mistis tak terpisahkan dari rangkaian peristiwa.
Baca Juga : Aksi Kamisan Malang, Massa Sebut Pelanggaran HAM Berat Tragedi Kanjuruhan
Sungai Song, yang melintasi beberapa desa di wilayah Kecamatan Kauman, menjadi perbincangan saat kembali menelan korban, yakni MWZ (12) di Desa Mojosari, Kecamatan Kauman, Senin (31/10/2022) pukul 15.00 WIB.
Setelah dilakukan pencarian selama 4 hari, pada Kamis (03/11/2022) pukul 11.00 wib, korban ditemukan di lokasi yang jaraknya sekitar 5 kilometer atau tepatnya masuk wilayah Panggungrejo.
Kejadian di Sungai Song juga memunculkan banyak spekulasi, saat itu tokoh masyarakat Kauman Suwito menerangkan bahwa sungai ini dikenal indah dan menenteramkan "Tempat ini sejuk, tapi sungai ini dikenal angker," kata Suwito.
Saat dikonfirmasi ulang, Suwito mengatakan sejak dahulu juga disebut Kali Larangan.
Banyak warga di sekitar meminta keluarga dan anak turunnya untuk tidak datang ke sungai yang bisa membuat orang lupa jalan pulang (kalap). "Sebetulnya, kalau di lihat dari alur cerita warga (pencarian kali ini). Banyak terjadi keanehan," ucapnya.
Sungai ini tidak terlalu deras kalau tidak ada hujan dan debit air berlebihan. Namun, nyatanya pencarian tidak bisa dilakukan dalam waktu cepat untuk menemukan korban.
Baca Juga : Jelang Autopsi Korban Kanjuruhan, Ini Yang Disiapkan Polres Malang
"Wong sungainya tidak terlalu deras, tapi pencarian kok lama, di balik semua itu adalah takdir," cerita pria yang juga aktif di parpol ini.
Ia sebenarnya tidak ingin mengaitkan dengan hal yang tidak logis, Namun fakta di lapangan terkadang di luar nalar itu sendiri.
"Kalau di zaman sekarang mau bicara aneh-aneh dikira sok tahu, tapi fakta di lapangan ya begitu kejadiannya," ungkapnya.