JATIMTIMES - Musim hujan masih akan berlangsung selama beberapa bulan ke depan. Walau demikian, bencana alam sudah mulai berdatangan di Kota Batu. Karena itu Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko meminta kesiapan dan antisipasi kepada semua pihak.
Berkaca pada November 2021 silam, Dewanti tidak ingin kejadian serupa terulang. Sehingga Dewanti meminta untuk melakukan koordinasi multipihak dalam rangka kaji cepat, identifikasi kebutuhan darurat, dan aktivasi Pos Komando Siaga Darurat Bencana.
Baca Juga : DPMD Kabupaten Blitar Gelar Bimtek SIPADES Online, Wujudkan Reformasi Birokrasi di Tingkat Desa
“Saya meminta untuk melakukan pengecekan kesiapan personel dan peralatan serta penyediaan bahan, barang dan peralatan serta personil untuk pemenuhan kebutuhan darurat bencana,” ucap Dewanti, Kamis (3/11/2022).
Dewanti juga menginstruksikan agar patroli dan operasi susur sungai, pengecekan debit air untuk memastikan tidak ada hambatan di hulu sungai. Kemudian perempesan atau pemotongan pohon yang rawan dan pemeliharaan atau penguatan bangunan milik pemerintah yang berpotensi rusak jika terkena banjir atau cuaca ekstrim.
“Sosialisasi juga akan dilakukan terhadap ancaman bencana, penyiapan jalur atau rambu evakuasi, dan evakuasi masyarakat terancam,” imbuh Dewanti.
Selain itu juga agar melakukan stabilisasi harga komoditas terutama harga-harga pangan untuk mengantisipasi dampak kenaikan harga akibat kejadian bencana dan cuaca ekstrim. Anggaran Belanja Tidak Terduga bisa digunakan untuk pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pelaksanaan operasi kedaruratan bencana.
Pentingnya pengelola Satuan Pendidikan memperhatikan 3 Pilar Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) yakni, infrastruktur pendidikan yang aman bencana, pendidikan tentang kebencanaan, dan manajemen kebencanaan di sekolah.
“Para orang tua dan wali murid senantiasa melakukan pemantauan dan koordinasi bersama pihak sekolah dalam implementasi SPAB,” terang Dewanti yang juga dosen ini.
Dewanti juga meminta agar warganya menyiapkan jalur dan tempat evakuasi berbasis keluarga di lokasi aman sekitar tempat tinggal. Kemudian warga harus membiasakan melihat prakiraan cuaca baik di lingkungan tempat tinggal, kerja, atau sekolah.
Lalu warga harus mengenali potensi bencana disekitar tempat tinggal, kerja, dan sekolah anak melalui aplikasi InaRisk Personal. “Dan masyarakat yang tinggal atau beraktivitas sekitar dataran rendah jika terjadi hujan intensitas lebat durasi lebih dari 1 jam dan jarak pandang kurang dari 50 meter agar melakukan evakuasi mandiri ke tempat yang lebih aman,” tutup Dewanti.
Sedang puncak musim hujan diperkirakan masih akan berlangsung sampai Januari 2023 mendatang. Sementara itu BPBD Kota Batu melalui SK Wali Kota Batu telah menetapkan status siaga bencana mulai 4 Oktober 2022 hingga 30 April 2023.