JATIMTIMES - Cahaya Meida Salsabila hanya bisa menangis sangat mengetahui ayah dan kakaknya yang sangat dia cintai, meninggal karena tembakan gas air mata yang terjadi saat tragedi Kanjuruhan, Minggu (2/10/2022).
Lantaran mengalami duka dan rasa trauma yang mendalam itulah, bocah 12 tahun yang kini duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) kelas 5 itu, akhirnya meninggal dunia pada Jumat (28/10/2022).
Baca Juga : Cover Lagu 'Can't Take My Eyes Off You', Jaehyun Banjir PujianĀ
Diceritakan Rizal Putra Pratama, kakak pertama dari Cahaya, rasa trauma yang membuat korban akhirnya meninggal tersebut, bermula pada Sabtu (1/10/2022) malam.
"Berangkat sekitar jam 18.00 WIB. Menurut keterangan kakaknya Cahaya, yaitu Rizal, mereka menggunakan mobil berenam berangkat dari rumah ke Stadion Kanjuruhan. Sampai di Kanjuruhan sekitar jam 19.00 WIB," kata Humas #aremaniamenggugat, Indra saat menceritakan kronologi memilukan yang dialami Rizal dan keluarganya saat tragedi Kanjuruhan.
Setibanya di Stadion Kanjuruhan, rombongan 6 orang termasuk Rizal dan keluarga serta kerabatnya tersebut, langsung bergegas mencari tiket masuk stadion.
Namun sayangnya, yang mereka dapatkan hanyalah 3 tiket. Alhasil, yang masuk ke dalam stadion adalah ayahnya yang bernama Muchamad Arifin dan adiknya nomor dua yang bernama M. Rifky Aditiya Arifianto. Sedangkan 1 tiket lainnya untuk keponakan Rizal.
"Tiga orang mendapatkan tiket, bisa masuk stadion. Sedangkan yang 3 orang lainnya memilih untuk lihat di back screen, layar yang ada di luar stadion," jelasnya.
Semula rombongan Rizal dan keluarga tidak memiliki firasat buruk jika akan terjadi tragedi memilukan saat pertandingan Arema FC melawan Persebaya Surabaya, pada Sabtu (1/10/2022). Mereka ketika itu hanya berfikiran ini pertandingan klasik, derby Jawa Timur.
"Jadi mereka tidak ada firasat apapun baik saat berangkat maupun ketika di stadion. Hingga akhirnya di saat menit 85, Rizal menuju ke parkiran mobil yang dia tumpangi. Tujuannya untuk menanti bapak, keponakan dan adiknya," terangnya.
Namun, setelah ditunggu cukup lama, ketiga anggota keluarganya tersebut tak kunjung kembali ke parkiran. Rizal yang saat itu khawatir akhirnya memilih untuk mencari keluarganya.
"Karena tidak datang-datang dia akhirnya kembali ke stadion. Nah pada waktu kembali ke arah stadion itulah, sudah banyak orang yang berlarian. Jadi ketika itu sudah terjadi tragedi penembakan gas air mata," ucapnya.
Baca Juga : Rayakan Hari Anak Nasional dan Hari Sumpah Pemuda, Ribuan Anak PAUD dan TK Padati Stadion Gajayana
Di tengah kekalutan tersebut, Rizal bertemu dengan seseorang yang diketahui merupakan tetangganya. Ketika itu tetangga Rizal yang juga menyaksikan pertandingan di Stadion Kanjuruhan, memberitahu Rizal jika ayah dan adiknya sudah di rumah sakit.
"Hingga akhirnya Rizal ini menemukan adik dan ayahnya di salah satu rumah sakit yang ada di Kabupaten Malang, dalam keadaan meninggal dunia. Sedangkan satu orang keponakannya mengalami luka berat, matanya merah karena iritasi," tuturnya.
Kejadian memilukan itupun akhirnya terdengar di telinga ibu dan adik Rizal yang terakhir. Yakni sang ibu yang bernama Lutfiati dan sang adik bungsunya yang bernama Cahaya Meida Salsabila.
"Waktu kejadian Cahaya ini tidak ikut ke stadion, dia di rumah. Tapi karena mengerti bapak dan kakaknya meninggal dunia, dia hanya bisa murung. Bahkan ibunya saat itu hanya bisa menenangkan Cahaya yang hanya bisa menangis dan menyendiri di kamarnya," ungkapnya.
Semenjak kejadian itulah, tepatnya pada kisaran tanggal 5 Oktober 2022, tim dari #aremaniamenggugat dan para relawan, Aremania, hingga beberapa pihak terkait selalu memberikan perlindungan dan pendampingan kepada Cahaya dan keluarganya.
Namun apa boleh buat, takdir berkata lain. Cahaya dinyatakan meninggal dunia pada Jumat (28/10/2022) dini hari. Hingga akhirnya pada Sabtu (29/10/2022) almarhumah Cahaya dikebumikan.