JATIMTIMES – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi kembali mementaskan Gandrung Sewu tahun 2022 setelah sempat vakum karena pandemi covid-19. Pentas seni tari ini digelar di Kawasan Pantai Marina Boom Banyuwangi pada Sabtu (29/10/2022) besok mulai pukul 14.00 sampaibselesai.
Menurut M. Yanuarto Bramuda, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi, pementasan Gandrung Sewu tahun ini menampilkan judul “Sumunare Telatah Belambangan “ atau (Kemilau Bumi Belambangan).
Baca Juga : PT KAI Perluas Stasiun Banyuwangi Kota, Warga Ajukan Permohonan Kompensasi
Tarian kolosal yang ditampilkan ribuan pelajar se-Kabupaten Banyuwangi tersebut menggambarkan Blambangan di masa Raja Menak Sembuyu pada abad 16 M. Saat itu Blambangan pernah dilanda pageblug. Siapa pun yang terjangkiti di pagi hari, sore sudah mati. yang terjangkiti malam hari, pagi sudah dimasukkan ke perut bumi. Tak peduli anak-anak atau orang dewasa, tak perduli rakyat jelata maupun keluarga istana.
“Seluruh aspek kehidupan berubah tatanan, urusan ekonomi porak-poranda. kekerabatan menjadi renggang dibuatnya, satu sama lain tak bisa saling tegur sapa apa lagi harus bekerja bersama-sama seperti sedia kala,” jelas Bram, panggilan akrab kepala Disbudpar Banyuwangi.
Lebih lanjut dia mengungkapkan pihak Keraton Blambanngan semakin kebingungan karena pageblug juga menelusup memasuki pagar istana hingga Sang Putri Dewi Sekardadu terserang penyakit aneh. Di tengah upaya pencarian obat penyembuh Dewi Sekardadu, di pihak rakyat, korban terus berjatuhan.
Dari hasil meditasi, semadi dan munajat yang dilakukan para punggawa dan keluarga istana pada akhirnya mendapatkan titik terang, yakni hadirnya Sang Pertapa Muda Bernama Syech Maulana Ishak. Dengan segala kemampuan dan kejernihan komunikasinya dengan sang penentu segalanya, pageblug sirna dari Bumi Blambangan.
Bahkan seluruh telatah menjadi terang-benderang. Sebab, cahaya kebenaran Ilahiyah senantiasa menuntun langkah hidup sebagian masyarakatnya.
Baca Juga : BLACKPINK Bakal Konser 2 Hari di Jakarta, Are You Ready?
“Atas keberhasilan itu, Syech Maulana Ishak dinikahkan dengan Dewi Sekardadu. Pada perkembangan sejarah selanjutnya, lahirlah Joko Samudro yang kemudian kita kenal sebagai Sunan Giri,” imbuh pejabat asli Banyuwangi tersebut.
Sebagai persiapan akhir, para penari melakukan gladi bersih di Pantai Marina Boom yang disaksikan langsung oleh Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani bersama beberapa tamu, pimpinan SKPD dan undangan lain.