free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Kota Malang Rayakan Hari Santri 2022

Jelang Hari Santri, Wali Kota Malang Kenang saat Jadi Santri hingga Siapkan Anggaran Khusus

Penulis : Hendra Saputra - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

18 - Oct - 2022, 00:12

Placeholder
Wali Kota Malang Drs Sutiaji saat ziarah ke Pondok Gading (foto: Igoy/ JatimTIMES)

JATIMTIMES - Wali Kota Malang Drs Sutiaji menambah anggaran sebesar Rp 400 juta khusus untuk memperingati Hari Santri 2022. Hal itu dilakukan agar perayaan Hari Santri semakin semarak.

Berdasarkan informasi yang diperoleh JatimTIMES, anggaran sebesar Rp 400 juta itu hasil dari perubahan anggaran keuangan (PAK). Dan DPRD Kota Malang telah menyetujui hal tersebut.

Baca Juga : Jelang Pernikahan Kaesang-Erina Gudono, Jokowi Cek Venue Pernikahan ke Yogyakarta 

“Jadi kami mengajukan anggaran Rp 400 juta untuk Hari Santri (tahun ini). Kami ingin gelorakan Hari Santri,” kata Sutiaji.

Saat mengikuti Gowes Ziarah Ulama, Sutiaji mengenang dirinya saat menjadi santri dan menimba ilmu agama di sejumlah pondok pesantren (Ponpes). Salah satunya di Ponpes Miftahul Huda atau yang dikenal Ponpes Gading.

Sutiaji mengatakan bahwa sedari dulu, orang tuanya selalu berpesan agar dirinya menimba ilmu agama untuk bekal menjalani hidup. Bahkan, dia dibolehkan kuliah tapi dengan syarat juga masuk pondok pesantren.

“Saya di pondok (Al-Fattah) Siman (Lamongan), lalu saya ikut di (pondok) Langitan sebentar, lalu di (pondok) Tambak Beras (Jombang) kemudian di sini (Ponpes Miftahul Huda),” kata Sutiaji.

“Semuanya pondok itu saya tidak mondok karena saya tidak bisa apa-apa,” imbuh Sutiaji.

Saat berada di Ponpes Miftahul Huda atau yang lebih dikenal Pondok Gading, Sutiaji mengaku sangat berkesan. Namun ia juga menjelaskan setiap berada di beberapa pondok, ada cerita menarik yang didapatkan.

“Pesantren Gading ini luar biasa, tapi kalau bicara pesantren kuncinya hanya satu, kita harus bisa menjunjung tinggi apa yang diajarkan kiai,” kata Sutiaji.

Sutiaji juga mengingat pada tahun 1999 lalu, atau saat PKB didirikan, saat itu orang nomor 1 di Kota Malang ini ikut dalam partai tersebut. Dan ketika itu, Sutiaji juga sangat aktif dalam kegiatan yang ada di masjid.

Baca Juga : HUT Ke-21 Kota Batu, Momen Dewanti-Punjul Soft Launching Mal Pelayanan Publik Among Warga

“Apapun, ketika saya diminta tolong pasti saya lakukan. Tapi ketika saya masuk ke partai, orang-orang tidak ada yang mendukung,” ungkap Sutiaji.

Akhirnya, saat itu Sutiaji ngambek dan tidak lagi mengikuti segala kegiatan di masjid. Tapi kemudian kiainya memanggil Sutiaji.

“Suatu saat saya dipanggil kiai saya, satu di antaranya di Gading, gimana ngajinya? Ngapunten kiai saya seminggu ini tidak ngimami, lha kenapa? Karena orang-orang tidak nurut saya,” cerita Sutiaji menirukan kiainya.

“Lalu saya disuruh syahadat. Berarti selama ini kamu masih mendewakan dirimu. Karena orang selama ini ikut kamu bukan karena kehebatan kamu. Orang ikut kamu karena Allah yang menggerakkan hatinya,” beber Sutiaji menambahkan.

Pesan dari kiai tersebut membuat Sutiaji mempedomani hingga saat ini. “Itu yang hingga saat ini saya pegang benar, dan saat mengelola pemerintahan juga saya gunakan. Sehingga saya tidak memiliki rasa marah ketika dihujat, ketika disanjung saya tidak pernah meninggi,” pungkas Sutiaji.


Topik

Peristiwa



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Hendra Saputra

Editor

Sri Kurnia Mahiruni