free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Riset ke Stadion Kanjuruhan, Profesor Jerman: Tragedi Dipicu Overreacting Polisi

Penulis : Ashaq Lupito - Editor : Yunan Helmy

13 - Oct - 2022, 22:45

Placeholder
Prof Gavin B. Sullivan saat meninjau Stadion Kanjuruhan guna menganalisis penyebab tragedi Kanjuruhan. (Foto : Ashaq Lupito / Jatim TIMES)

JATIMTIMES - Psikolog sosial dari International Psychoanalytic University (IPU) Berlin, Jerman, Prof Gavin B. Sullivan menyebut tragedi maut yang terjadi di Stadion Kanjuruhan dipicu karena tiga hal. Di antaranya, karena adanya reaksi berlebihan yang dilakukan polisi saat melakukan pengamanan usai Arema FC menghadapi Persebaya Surabaya pada Sabtu (1/10/2022) lalu.

Hal itu dijabarkan Gavin saat meninjau Stadion Kanjuruhan pada Kamis (13/10/2022) pagi. "Tujuan mengunjungi Stadion Kanjuruhan untuk menyaksikan langsung lokasi kejadian dan mempelajari bagaimana kejadian yang sebenarnya. Dari bukti-bukti kondisi lapangan dan apa yang mungkin dirasakan oleh masyarakat saat tragedi Kanjuruhan ini terjadi," ucapnya menggunakan bahasa Inggris saat diwawancara Jatim Times, Kamis (13/10/2022).

Baca Juga : Perumdam Among Tirto Lakukan Perpanjangan Kerjasama Pemanfaatan Sumber Mata Air dengan Pemkab Malang

Sejauh ini, Gavin mengaku aktif memantau perkembangan pemberitaan terkait tragedi memilukan yang menewaskan 132 jiwa itu. Bahkan, pihaknya mengklaim sudah menganalisis ratusan video yang dihimpun oleh media internasional perihal tragedi di Stadion Kanjuruhan.

"Tragedi ini sudah sampai ke Amerika. Dan sampai saat ini sudah ada lebih dari 100 video yang melaporkan kejadian ini yang diterima oleh Washington Post," ucapnya.

Menurut Gavin, tragedi serupa pernah terjadi saat Champion League di Paris. Hanya, saat itu petugas keamanan lebih bijaksana dalam mengantisipasi kerusuhan. Sehingga tidak ada korban jiwa  seperti tragedi Kanjuruhan.

"Laporan internasional, misalnya saat kejadian hampir serupa yang terjadi di Champion League di Paris, harusnya memberikan pelajaran bahwa sebetulnya kerusuhan ini dapat diatasi dengan lebih bijaksana, melalui manajemen keramaian atau kerumunan yang tepat," ucapnya.

Atas dasar itulah, profesor yang juga tergabung dalam Centre for Trust, Peace and Social Relations Coventry University Institute, sebuah riset di Coventry, Inggris, ini menanyakan soal aksi berlebihan yang dilakukan oleh pihak kepolisian.

"Pertanyaannya adalah mengapa polisi terkesan overreacting, sehingga reaksinya berlebihan dan tidak sesuai dengan porsi potensi risikonya," ujar Gavin, menyayangkan tindakan aparat kepolisian.

"Misalnya mengapa melakukan pengejaran dan saling dorong yang justru malah memperkeruh keadaan, karena kedua hal itu memicu eskalasi emosi yang diakibatkan oleh kepanikan penonton," timpalnya.

Padahal, dijelaskan Gavin, apa yang dilakukan suporter Aremania masih dalam taraf wajar. Hal itu dibuktikan dengan adanya penonton yang hanya mengibarkan bendera saat masuk ke Stadion Kanjuruhan.

"Masih dalam batas interaksi yang wajar ketika suporter melambaikan bendera. Dan dari video yang saya saksikan, sebetulnya tidak ada aksi provokasi dari kerumunan penonton," jelasnya.

Harusnya, menurut Gavin, saat mengetahui hal itu, pihak kepolisian hanya perlu bersabar dan mengarahkan penonton untuk keluar dari area lapangan, atau diminta kembali ke tribun penonton. "Harusnya polisi lebih bersabar menunggu atau mengarahkan penonton untuk keluar dari lapangan dan kembali ke tribun," imbuhnya.

Baca Juga : KontraS Sebut Pemicu Utama Kematian Ratusan Korban Tragedi Stadion Kanjuruhan karena Gas Air Mata

Secara psikologis, jika ada reaksi berlebihan dari pihak kepolisian, maka secara otomatis akan memicu terjadinya kericuhan. Hal itu juga yang terjadi saat tragedi Kanjuruhan.

"Secara psikologis, jika terjadi kerusuhan, respons pertama manusia pasti akan panik untuk menyelamatkan diri sendiri dan orang terdekat secepat mungkin. Sehingga menimbulkan kericuhan yang malah berkontribusi pada terjadinya tragedi ini," terangnya.

Usai sesi wawancara dengan Jatim Times, Gavin beserta rombongan dari Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang menyempatkan diri untuk melanjutkan peninjauan di Stadion Kanjuruhan. Mulai dari Patung Singa Arema, pintu gate 13 yang banyak menelan korban jiwa, hingga seluruh sudut bagian luar Stadion Kanjuruhan tidak luput dari analisis tim gabungan.

Bahkan, Gavin beserta rombongan juga tampak mengabadikan beberapa titik stadion, menggunakan kamera untuk mengambil gambar dan video guna kepentingan analisis pada tragedi Kanjuruhan.

Hasilnya, Gavin dan tim menduga  setidaknya ada tiga faktor yang menyebabkan banyak korban pada tragedi memilukan tersebut. Poin pertama adalah rasa panik yang spontan dilakukan suporter saat terjadi kericuhan. "Reaksi kepanikan yang secara psikologis dapat timbul saat manusia merasa terpojok, terancam, terdesak," jelas Gavin.

Poin kedua, rasa panik para suporter semakin memuncak saat polisi menembakkan gas air mata ke dalam tribun penonton. "Keterbatasan fisik dan penglihatan, saat berada dalam kerumunan, penglihatan cenderung kurang jelas dengan jangkauan yang tidak luas atau terbatas. Hal ini diperparah oleh gas air mata yang memberikan efek pedih di mata dan rasa yang pastinya tidak nyaman. Sehingga kepanikan justru semakin meningkat dan mengurangi logika dalam mencari jalan untuk menyelamatkan diri," ujarnya.

Sedangkan poin terakhir, banyaknya korban jiwa saat tragedi Kanjuruhan juga diperparah adanya infrastruktur yang dinilai kurang memadai. "Infrastruktur, sempitnya pintu keluar sehingga arus keluarnya massa terhambat. Desakan dari belakang membuat potensi terjatuh lebih besar sehingga banyak yang terinjak-injak," ungkapnya.


Topik

Peristiwa



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Ashaq Lupito

Editor

Yunan Helmy