JATIMTIMES - Bupati Tulungagung Maryoto Birowo memastikan anggaran belanja tak terduga (BTT) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tulungagung selalu tersedia.
Bahkan dia juga memastikan anggaran BTT bisa digunakan sewaktu-waktu, terlebih untuk penanggulangan dan penanganan bencana alam yang terjadi di wilayah Kabupaten Tulungagung.
Baca Juga : Cak Imin Dorong Jamasan Gong Kyai Pradah di Blitar Jadi Agenda Wisata Nasional
"BTT selalu tersedia dengan harapan bisa digunakan sewaktu-waktu," kata Bupati Maryoto usai kegiatan apel gelar pasukan dan peralatan kesiapsiagaan tanggap bencana di halaman Kantor Pemkab Tulungagung. Senin (10/10/2022).
Menurut Maryoto, Pemkab Tulungagung secara cepat sudah memberikan bantuan atau support kepada korban bencana alam yang terjadi di wilayah Tulungagung dalam minggu-minggu ini. Bantuan yang dimaksud berupa bantuan sembako, atap, semen maupun lainnya yang intinya untuk meringankan beban para korban terdampak bencana alam.
Selain itu, pemkab memberikan support yang luar biasa kepada kapolres Tulungagung karena sudah memanage dan mempersiapkan sistem untuk menghadapi bencana alam.
"Bencana alam bisa terjadi sewaktu-waktu dan kapolres sudah me-manage. Andaikan terjadi bencana, masyarakat sudah tidak bingung lagi. Ini yang paling bagus," ungkapnya.
Agar tidak terjadi tanah longsor maupun banjir, Maryoto juga mengingatkan kepada warga masyarakat, utamanya yang ada di pegunungan, agar selalu merawat tanaman kuat yang ada di wilayah tersebut.
Pemkab Tulungagung dalam setiap tahunmya sudah memberikan bantuan berupa bibit pohon tanaman kuat untuk ditanam sekaligus sebagai sabuk pegunungan agar tidak mudah terjadi tanah longsor dan banjir.
Baca Juga : Darurat Bencana, Polres Tulungagung Wajibkan Ada 1 Posko Tanggap Bencana di Tiap Kecamatan
"Daerah yang kemiringannya tinggi harus ditanami tanaman kuat. Tanaman kuat itu sebagai sabuk pegunungan. Maka jangan dibabat," tegas Maryoto.
Menjaga lingkungan, lanjut Maryoto, adalah tanggung jawab semuanya, baik pemerintah maupun masyarakat sekitar. Jika kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan itu kurang, maka masyarakat sendirilah yang kerepotan dan menanggung risikonya.
"Kalau bukan kita, siapa lagi. Intinya kita akan terus memberikan edukasi dan sosialisasi agar masyarakat mengerti pentingnya menjaga lingkungan," tutup Maryoto.