JATIMTIMES - Setelah tragedi Kanjuruhan, penggunaan gas air mata terus menjadi momok bagi para suporter sepak bola. Kali ini, berita duka datang dari lanjutan Liga Argentina.
Dikutip dari Tyc Sports, Insiden itu terjadi saat laga pekan ke-23 antara Gimnasia La Plata melawan Boca Juniors, pada Jumat (7/10/2022) di Stadion Juan Carmelo Zerillo.
Baca Juga : Kapolri Sebut Desak-desakan di Pintu Keluar Stadion Kanjuruhan Terjadi Sekitar 20 Menit
Laga tersebut terhenti pada menit ke 9 lantaran terjadi kerusuhan antara polisi dengan suporter yang menerobos masuk stadion.
Kerusuhan itu berawal dari penuhnya stadion saat itu. Akhirnya stadion ditutup lebih awal agar penonton berhenti masuk ke stadion yang penuh.
Namun fans yang memiliki tiket dan tak bisa masuk merasa tidak bisa mendapatkan hak mereka untuk menonton. Akhirnya mereka mencoba menerobos masuk stadion.
Pihak keamanan merespons penerobosan itu dengan kekerasan. Yakni dengan menembakkan gas air mata dan peluru karet.
"Petugas polisi mulai menembakkan gas air mata dan peluru karet. Hingga gas-gas tersebut memasuki lapangan permainan, dan mengganggu para pemain, staf pelatih dan wasit," tulis Tyc Sports.
Akibat insiden tersebut, satu korban meninggal dan ratusan luka-luka. Korban tersebut dilaporkan memiliki penyakit jantung.
"Ini kekacauan. Sebanyak 30 orang menghirup gas air mata. Seharusnya tim pengamanan bisa menyelesaikan masalah di luar tanpa harus menembaki suporter yang mendobrak masuk stadion," mengutip Tyc Sports.
Baca Juga : Cegah Banjir, TNI dan Warga Desa Wonodadi Jumat Bersih Bersihkan Parit
Sontak hal itu mengundang komentar warganet. Mereka membanding-bandingkan dengan tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada Sabtu (1/10/2022) malam lalu.
"Apakah Liga Argentina diberhentikan sementara kaya Liga Indonesia," tulis @Gruz.
"Sekarang stadion fungsinya bukan lagi untuk bermain sepak bola kali ya, tapi dijadiin lahan pembantaian," ucap @Muhammad Ricky.