JATIMTIMES - Insiden yang terjadi di Stadion Kanjuruhan usai pertandingan Arema FC melawan Persebaya pada Sabtu (1/10/2022) lalu menyisakan rasa trauma yang cukup mendalam. Baik bagi korban selamat, keluarga korban meninggal maupun relawan yang bertugas saat itu.
Karena itum penanganan korban tidak hanya dilakukan sebatas perawatan medis saja melainkan juga diperlukan penanganan dampak psikologi yang muncul terhadap korban maupun keluarga korban. Hal tersebut untuk bisa membantu mengurangi trauma yang dialami korban.
Baca Juga : Tragedi Stadion Kanjuruhan, Faris Aditama Berharap Indonesia tidak Mendapat Sanksi Berat dari FIFA
"Pasca kerusuhan atau insiden (di stadion) Kanjuruhan, yang kita tangani adalah psikososial dari masing-masing korban maupun keluarga korban. Istilahnya adalah dukungan kesehatan jiwa dan psikososial," ujar Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang, dr. Wijanto Widjojo, Kamis (6/10/2022).
Dalam upaya tersebut, Dinkes Kabupaten Malang mendirikan posko trauma healing. Yang di dalamnya, akan dilakukan pendampingan kesehatan jiwa dan psikososial kepada korban maupun keluarga korban tragedi Kanjuruhan.
"Dukungan penanganan kesehatan jiwa dan psikososial ini atas perintah Bupati (HM. Sanusi), hari ini tadi kita bikin posko hubungan kesehatan jiwa dan psikososial di Dinkes Kabupaten Malang atau posko trauma healing," terang dr. Wijanto.
Dalam pelaksanaannya, Dinkes Kabupaten Malang juga mendapat dukungan dari beberapa pihak. Seperti Ikatan Psikolog Klinis Indonesia (IPKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) dan relawan dari Kabupaten Sleman.
"Mereka (relawan) dengan rela membantu kita untuk memback up pasien-pasien yang terjadi gangguan psikologi. Dan mereka ini memang beberapa hari saja disini," jelasnya.
Kendati bertugas di Kabupaten Malang hanya beberapa hari saja, namun menurut Wijanto para relawan ini juga membentuk jaringan. Yang dimaksudkan jika sewaktu-waktu ada pasien yang membutuhkan rujukan untuk perawatan lebih lanjut.
Baca Juga : Gandeng Kader Joyoboyo, Pemkot Kediri Lakukan Upaya Preventif Cegah Kasus Demam Berdarah
"Supaya dalam kelanjutannya ada semacam rujukan atau pun, penyakit jiwa yang lain bisa dirujuk kesana. Terutama di RSSA (Rumah Sakit Saiful Anwar) juga semakin siap," tegasnya.
Namun begitu, kendati baru resmi dibuka pada hari ini, aktivitas para tenaga medis ini sudah berlangsung sejak insiden memilukan itu terjadi. Para relawan dan tenaga medis ini telah melakukan home visit ke rumah-rumah keluarga korban.
Hingga saat ini, pihaknya belum menemukan korban maupun keluarga korban yang harus dirujuk ke rumah sakit untuk mendapat perawatan lebih lanjut. Tetapi perawatan tetap dilakukan dengan memberikan obat kepada pasien.
"Jadi ditangani oleh psikolog dulu, dan ada tahapan kalau memberat diberi obat, kalau sangat berat dikonsultasikan ke psikiater khusus menangani gangguan jiwa," pungkasnya.