JATIMTIMES - Bermula dari fenomena Ketua DPRD Kabupaten Lumajang Jawa Timur tidak hafal Pancasila. Fenomena ini menambah panjang deretan pejabat publik tidak hafal Pancasila.
Sangat miris, kejadian yang terjadi di tengah "culture shock" pasca pandemi covid 19. Kini pendidikan Pancasila dan pendidikan karakter menghadapi tantangan semakin berat.
Baca Juga : Inalillahi, 6 Aremania Asal Tulungagung Ikut Tewas dan 2 Lain Belum Ditemukan
Era disruption menciptakan perkembangan teknologi digital yang semakin cepat. Kondisi ini membuat budaya asing menjadi mudah masuk dan langsung diduplikasikan oleh masyarakat secara mentah-mentah. Khususnya anak muda kian semakin kehilangan 'petunjuk budaya' yang menjadi penyebab gangguan pada identitas diri.
Pancasila sebagai dasar bernegara di Indonesia sudah seharusnya menjadi identitas diri dalam kehidupan sehari-hari.
"Untuk mengetahui realitas dan fakta di lapangan terkait pemahaman generasi bangsa terhadap Pancasila. Maka perlu dilangsungkan poling Pancasila," ujar Bangun Setiyawan Nugroho selaku Ketua Forum TBM Bojonegoro.
Forum TBM Bojonegoro gelar poling Pancasila secara terbuka. Poling digelar secara online sejak tanggal 14-21 September 2022. Melibatkan sebanyak 41.048 siswa se-Kabupaten Bojonegoro dari berbagai tingkatan (SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK).
Dalam melakukan poling, pihak Forum TBM memberikan 5 pertanyaan kepada para siswa yang terlibat. Salah satunya terkait urutan Pancasila, yang respondennya sebanyak 41.048 siswa memberikan jawabannya. Dari jumlah tersebut sebanyak 50,4 persen siswa ternyata tidak hafal Pancasila.
Baca Juga : Embrio Pasar Rakyat Kecamatan Kabat Tumbuh di Desa Pakistaji
Data tersebut menarik menjadi alarm bagi berbagai stakeholder untuk menghidupkan kembali pendidikan Pancasila baik secara formal dan sangat disarankan secara informal.
Fenomena ini menjadi salah satu fakta, bahwa Pendidikan Kewarganegaraan dan Pendidikan Pancasila sedang menghadapi ancaman.
“Masalah ini harus dihadapi secara bersama-sama antara stakeholder dan civil society untuk menghasilkan sebuah solusi, sehingga Pancasila juga dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari,” ucap Bangun di sela-sela Refleksi Hari Kesaktian Pancasila.