JATIMTIMES - Profesi yang dilakoni Missy Robinson bisa dibilang unik. Bagaimana tidak. Missy Robinson menyebut dirinya adalah cuddle therapist atau terapis pelukan.
Dilansir daru NY Post, terapi pelukan yang dilakoninya ini punya tarif mencapai puluhan juta sekali pelukan. Bagi perempuan 43 tahun asal Australia ini, berpelukan dapat menyembuhkan tubuh, pikiran, dan jiwa.
Baca Juga : Masih Proses Lelang, Pedagang Tunggu Kelengkapan Sarana Prasarana Pasar Sumedang
Sayangnya profesi dan penampilannya membuat orang curiga bahwa itu adalah aktivitas seks. Tapi Missy Robinson bersikeras profesinya bukan pekerja seks komersial. “Aku menggunakan sentuhan sebagai cara untuk membantu melepaskan orang-orang dari rasa sakit mereka,” ucap Missy Robinson.
Bagi Missy, kulit adalah organ terbesar dan jalan keluar untuk kapasitas emosi. “Beberapa orang tidak suka disentuh tapi kita terprogram untuk membutuhkannya," tambah Missy.
Missy menawarkan berbagai paket untuk klien yang ingin dipeluk. Untuk satu jam, Missy memasang tarif AUD $65 atau Rp 650 ribuan. Lalu ada paket dengan makan dikenakan biaya $ 195 atau Rp 1,9 jutaan. Sedangkan paket cuddling atau berpelukan semalaman seharga $ 2.000 atau Rp 19 jutaan.
Saat bekerja, Missy memiliki peraturan agar klien tidak menventuh area bikini. Saat menjalankan profesinya, Missy biasanya memakai kaus longgar dan legging selama sesi tersebut.
Missy mengaku pada dasarnya pekeriaannya seperti terapis piiat. Metodenya sendiri didasarkan pada buku 'cuddle sutra'.
"Aku tahu bahwa pria seringnya paling butuh jasa-jasa seperti ini karena mereka sering diabaikan untuk urusan dukungan kesehatan mental," ungkap wanita yang pernah mengalami gangguan mental ketika bekeria sebagai tentara itu.
Baca Juga : Polisi Amankan Remaja Mabuk Bawa Sajam dan Ancam Orang Lain di Campurdarat
Missy mengakui kebanyakan kliennya adalah pria. Sejauh ini Missy hanya pernah kedatangan satu tamu wanita.
Menurut dia, terapi sambil berpelukan memang punya banyak manfaat untuk lelaki. Kurangnya pelukan bisa menyebabkan kesepian dan kebiasaan merusak, seperti menggigiti kuku hingga merokok.
"Tidak ada yang seksual dari terapi pelukan. Kadang-kadang orang jadi terangsang dan malu tapi hadapi saja dengan cara yang dewasa. Bersentuhan bisa menimbulkan respons-respons ini tapi itu natural. Jadi, kami biarkan saja," jelas Missy.