JATIMTIMES - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang masih menunggu kebijakan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur dan Pemerintah Pusat terkait ketersediaan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite untuk nelayan di pesisir Malang Selatan.
Hal tersebut sebelumnya juga telah dikeluhkan oleh nelayan, terutama di sekitar perairan Sendang Biru.
Menurut Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Malang Victor Sembiring ketersediaan Pertalite memang saat ini banyak dikeluhkan nelayan. Sebab, meskipun sebagian besar nelayan menggunakan pertalite, distribusi yang telah difasilitasi oleh kelompok nelayan atau KUD Mina Jaya adalah BBM jenis Solar.
"Memang pertalite itu belum ada program pemerintah untuk menyediakan stasiun pengisian bahan bakar di sentra nelayan. Yang sudah ada adalah solar di Sendang Biru. Kalau solar selama ini aman-aman saja, karena setiap ada peningkatan kebutuhan, KUD Mina Jaya segera bersurat ke depo yang ada di Malang," ujar Victor, Rabu (28/9/2022).
Victor memperkirakan, terkait permasalahan tersebut saat ini sedang dilakukan pembahasan di tataran pemerintah pusat. Yang harapannya, bisa direalisasikan dengan mendirikan stasiun pengisian bahan bakar jenis pertalite di Sendang Biru.
Dari perhitungannya, kebutuhan pertalite untuk nelayan di pesisir Malang Selatan diperkirakan mencapai 120.000 liter per bulannya. Sebab, selain untuk bahan bakar kapal, nelayan juga menggunakan pertalite untuk bahan bakar genset sebagai penerangan saat pergi melaut.
"Kami kemarin sudah mengajukan data, berapa kebutuhan pertalite untuk bahan bakar kapal atau untuk bahan bakar genset untuk penerangan kapal. Ternyata nelayan lebih senang menggunakan genset yang menggunakan bahan bakar pertalite daripada solar," terang Victor.
Menurutnya, jumlah kebutuhan sebanyak 120.000 liter tersebut diperkirakan untuk memenuhi kebutuhan nelayan di Sendang Biru dan sekitarnya. Meskipun dari pantauannya, aktifitas nelayan memang paling banyak ditemui di perairan Sendang Biru.
Baca Juga : Duh, Warga Gresik Ini Mengadu Jadi Korban Bisnis Trading Berkedok Investasi, Kerugian Capai Miliaran
Kebutuhan yang diajukan dinas perikanan, pertalite kebutuhannya dalam 1 bulan sekitar 120 ribu liter. Perkiraan di Sendang Biru. Jadi Sendang Biru dan sekitatnya seperti tamban. Kalau yang lainnnya belum ada rencana membuka pengisian bahan bakar seperti solar di sendang biru. Karena jumlah kapal paling banyak di sendang biru," jelas Victor.
Victor mengaku bahwa dalam hal ini pihaknya belum bisa berbuat banyak, selain menunggu kepastian kebijakan yang akan diterapkan pemerintah. Sebab, terkait pendistribusian bahan bakar bersubsidi, kewenangannya ada di pemerintah pusat dan pemerintah provinsi.
Kita tunggu kebijakannya saja, karena itu kebijakan ada di pemerintah. Apalagi kewenangan energi, ada di tingkat provinsi dan pusat. Kita tunggu saja, saya yakin itu masih digodok. Karena ini BBM bersubsidi, pasti harus dihitung betul, jangan sampai tidak tepat sasaran," pungkas Victor.