free web hit counter
Jatim Times Network
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Hiburan, Seni dan Budaya

Wedding Expo Millenial JatimTIMES

The Wedding Expo JatimTIMES 2022 Bedah Buku Nikah Muda Bahagia atau Bencana

Penulis : Hendra Saputra - Editor : Yunan Helmy

17 - Sep - 2022, 03:27

Placeholder
Suasana bedah buku Nikah Muda Bahagia atau Bencana. (foto: JatimTIMES)

JATIMTIMES - Event The Wedding Expo Millenial JatimTIMES 2022 di Lippo Plaza Batu  menghadirkan talkshow bedah buku berjudul 'Nikah Muda, Bahagia atau Bencana' karya penulis Vizcardine Audinovic Talkshow ini dipimpin oleh redaktur JatimTIMES, Nur Laila Ratri.

Vizca -sapaan Vizcardine Audinovic- menjelaskan bahwa buku ini adalah yang pertama dibuat. Hal itu karena pekerjaan yang saat ini didalami adalah sebagai penyuluh di BKKBN Kabupaten Malang.

Baca Juga : Khofifah Launching Logo dan Kick Off Rangkaian Kegiatan Peringatan Hari Jadi Ke-77 Provinsi Jatim

“Ada contoh anak masih muda tapi sudah punya anak dua. Ternyata kasus seperti adalah hal lumrah di Kabupaten Malang,” kata Vizca.

Salah satu alasan itu membuat Vizca memiliki keinginan untuk mencari alasan mengapa anak muda lebih memilih menikah di usia yang relatif dianggap belum siap.

“Saya juga jadi gelisah karena zaman sekarang masih ada anak nikah muda. Pernikahan dini banyak sisi negatif. Karena usia masih muda, organ reproduksinya belum siap dan mental juga pasti belum siap,” ungkap Vizca.

Akhirnya Vizca menemui beberapa anak muda yang sudah menikah. Dalam hal ini, Vizca mengambil beberapa sampel kisah anak muda yang telah menikah.

“Saya wawancara mereka dan beberapa kisahnya saya tulis pada buku tersebut. Tapi di buku saya bukan hanya menceritakan pernikahan muda. Tapi ada beberapa cerita kehidupan saya, sedikit curhatlah,” ungkap Vizca.

Ratri sebagai master of ceremony (MC) pun menanyakan bagaimana pandangan Vizca tentang pernikahan muda. Dalam hal ini, Vizca pun tak setuju dengan nikah muda.

“Nikah muda menurut saya, karena saya bekerja di BKKBN Kabupaten Malang, nikah itu ada batas usianya. Untuk laki-laki minimal 25 tahun, dan untuk perempuan  21 tahun,” ungkap Vizca.

Vizca pun mengaku memang ada alasan tersendiri soal batasan usia. Selain karena bekerja di BKKBN Kabupaten Malang,  undang-undang menyatakan seperti itu.

“Kalau nikah pada usia range 21 sampai 25, saya masih pro karena dari sisi kesehatan sudah ideal,” ujar Vizca.

Sementara itu, founder Malang Woman Writers Aquarina Kharisma Sari juga angkat bicara terkait pernikahan muda. Namun, ia masih ragu untuk membahas tentang pernikahan muda yang telah dibahas oleh penulis buku 'Nikah Muda, Bahagia atau Bencana'.

Baca Juga : Begawan Villas Hadir dengan Harga Mulai Rp 385 Jutaan, 9 Bulan 34 Unit Terjual

“Saya masih ragu untuk menjawab karena indikasi muda itu apa. Dan nenek-nenek kita dulu juga nikah pada usia 15 tahun dan sudah dianggap tidak muda lagi,” kata Rina.

Ungkapan Rina memang karena dalam perjalanan aturan yang ada, batasan usia juga berubah-ubah. “Lalu untuk batasan usia, kan dalam perjalanan waktu selalu berubah,” imbuh Rina.

Bicara lika-liku pernikahan, Rina pun tak sepakat bahwa wanita yang menikah dianggap tidak mandiri. Sebab, jika melihat wanita yang tidak bekerja sedikitnya juga dipengaruhi oleh budaya Eropa atau jika di Indonesia bisa disebut masyarakat priyayi.

“Ketika ada anggapan wanita zaman sekarang mandiri dan dulu tidak, itu menurut saya salah. Karena di Asia Tenggara sendiri wanita sudah terkenal sangat mandiri,” beber Rina.

Jika melihat perjalanan wanita Indonesia, Rina pun menjelaskan bahwa kehidupannya telah berubah. Sebab, di zaman dahulu terkenal dengan kehidupan sosial yang sangat tinggi kepada masyarakat.

“Dan untuk wanita yang ada di daerah itu kan kehidupannya ada di keluarga besar. Sehingga ketika dia melahirkan, tetangganya ikut jagain anaknya, berikut juga saudaranya,” ungkap Rina.

“Nah sekarang bedanya, dari masyarakat agrikultur menjadi masyarakat perkotaan yang individual. Jadi, dari keluarga besar menjadi keluarga inti yang terdiri dari ayah ibu dan anak. Kalau ditarik dari sisi kebudayaan, zaman dulu tidak ada yang namanya perbedaan ruang publik dan ruang privat,” imbuh Rina.

Perolehan Medali Porprov Jatim IX 2025

Update: -

No Kota / Kabupaten Emas Perak Perunggu Poin
Total - - - -

Topik

Hiburan, Seni dan Budaya



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Hendra Saputra

Editor

Yunan Helmy

Hiburan, Seni dan Budaya

Artikel terkait di Hiburan, Seni dan Budaya

--- Iklan Sponsor ---