JATIMTIMES - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa membuka rapat koordinasi daerah (rakorda) pendataan awal Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek) 2022 di 38 kabupaten/kota se-Jawa Timur yang baru pertama kali dilakukan di Indonesia.
Gubernur Khofifah mengatakan, pendataan awal Regsosek 2022 merupakan program yang besar dan lumayan berat. Pasalnya, para petugas yang terjun di lapangan nantinya tidak akan melewatkan satu penduduk pun untuk didata. Artinya 100 penduduk di Jatim akan menjalani pendataan awal Regsosek 2022.
"Menurut saya ini strategis untuk bisa menjawab berbagai hal. Misalnya berbagai program perlindungan sosial apakah BLT, PKH, kemudian salah sasaran, ini untuk menjawab itu semua," ungkap Gubernur Khofifah kepada JatimTIMES.com, Kamis (15/9/2022) malam.
Selain itu, menurut Khofifah bahwa pendataan awal Regsosek 2022 bukan hanya untuk sekadar merapikan data yang didapatkan, melainkan juga dapat menjadi referensi pemerintah dalam menentukan subsidi bagi masyarakat.
"Ini juga untuk referensi siapa yang akan dapat subsidi listrik, siapa yang boleh beli gas melon 3 kg, siapa yang mendapatkan program PKH, lalu BLT. Kalau seperti ini ada BSU, jadi ini akan bisa memberikan kristalisasi dari satu data terkait dengan perlindungan sosial tapi juga terkait pemberdayaan masyarakat," jelas Khofifah.
Lebih lanjut, orang nomor satu di lingkungan Pemerintah Provinsi Jatim ini menuturkan, bahwa untuk perlindungan sosial bagi keluarga yang dinilai kurang mampu dan belum sejahtera.
Sedangkan untuk pemberdayaan masyarakat hal itu berfokus pada pemberian fasilitas bagi masyarakat, misalnya dengan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Menurutnya, dengan adanya data yang diperoleh dari pendataan awal Regsosek 2022 akan membantu pemerintah dalam menyalurkan bantuan dan kebutuhan masyarakat agar tepat sasaran.
Dirinya pun mencontohkan ketika terdapat CSR dari sebuah perusahaan yang akan diberikan dalam program pemberdayaan masyarakat, maka dengan data dari Regsosek 2022 bantuan akan diturunkan sesuai dengan kebutuhan yang ada.
"Atau mungkin ada Baznas saya ingin yang perlindungan sosial berarti mereka kategori masyarakat kurang mampu, oh di sini oh ini orangnya. Kalau berbasis kecamatan orangnya di sini. Nah itu akan memudahkan siapa saja yang akan mengintervensi dan diharapkan semua tepat sasaran," beber Khofifah.
Pihaknya juga menyarankan kepada jajaran Badan Pusat Statistik (BPS) di 38 kabupaten/kota agar dapat memberikan sajian video pendek sosialisasi mengenai pendataan awal Regsosek 2022 menyesuaikan dengan bahasa dari setiap daerah.
Baca Juga : MPM Honda Jatim Ajak Mahasiswa UISI Jadi Generasi #Cari_Aman Agar Peduli Keselamatan Berkendara
Menurutnya, hal itu akan memudahkan penyampaian informasi mengenai pendataan awal Regsosek 2022 yang dilakukan oleh 67.350 petugas BPS di 38 kabupaten/kota di Provinsi Jatim.
Sementara itu, Kepala BPS Jatim Dadang Hardiwan mengatakan, bahwa pendataan awal Regsosek 2022 melibatkan 67.350 petugas di 38 kabupaten/kota di Provinsi Jatim. Di mana jumlah tersebut telah dibagi sesuai dengan data penduduk Provinsi Jatim sekitar 13 juta orang dan tugas dari satu petugas mendata 250 Kepala Keluarga.
"Kita melakukan pendekatan berbasis keluarga yang dilakukan secara door to door. Beban satu petugas itu sekitar 250 KK," ujar Dadang.
Pihaknya berharap, dengan adanya pendataan awal Regsosek 2022 yang hanya berlangsung selama satu bulan yakni mulai 15 Oktober hingga 14 November 2022 dapat terselesaikan sesuai target awal.
Disinggung mengenai saran dari Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa yang menyebut untuk sosialisasi pendataan awal Regsosek 2022 dapat menggunakan video pendek berbahasa daerah di masing-masing wilayah, pihaknya masih akan berkoordinasi dengan humas BPS di setiap wilayah.
"Di humas kami akan berupaya untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan kebermanfaatannya kan juga luar biasa," pungkas Dadang.