JATIMTIMES - Prestasi membanggakan kembali diraih Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blitar. Terkini, Kabupaten Blitar tampil menjadi yang terbaik sebagai Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten/Kota Berprestasi 2021 pada ajang TPID Award 2022.
Penghargaan TPID Award untuk Kabupaten Blitar diserahkan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan langsung diterima Bupati Blitar Rini Syarifah. Penghargaan tersebut diserahkan dalam rangkaian kegiatan Rapat Koordinasi Pusat dan Daerah (Rakorpusda) Pengendalian Inflasi dan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan, Rabu (14/9/2022) di Shangri La Ballroom, Kota Surabaya, Jawa Timur.
Saat diwawancarai awak media, Sekda Kabupaten Blitar Izul Marom menyampaikan, TPID merupakan tim yang bertugas memantau dan menyiapkan langkah-langkah untuk mengatasi permasalahan inflasi, khususnya di daerah, dengan melibatkan berbagai sektor terkait. TPID Award tahun ini adalah yang kedua bagi Kabupaten Blitar setelah tahun sebelumnya juga mendapatkan penghargaan yang sama.
“TPID Award ini penghargaan dari pemerintah pusat melalui Bank Indonesia kepada Kabupaten Blitar. Penghargaan ini sebagai bentuk apresiasi kepada daerah yang dinilai berhasil mengendalikan inflasi dengan baik,” kata Izul yang juga menjabat sebagai ketua TPID Kabupaten Blitar.
Tak hanya sukses mengendalikan inflasi di daerah. Dengan penghargaan TPID Award ini, Bank Indonesia juga menilai Kabupaten Blitar mampu memengaruhi penurunan inflasi tingkat nasional. Oleh sebab itulah, dibandingkan dengan daerah lainya, Kabupaten Blitar memiliki nilai lebih dan tampil sebagai yang terbaik di ajang TPID Award yang diselenggarakan tahun ini.
“Terhadap 9 komoditas, kita di Kabupaten Blitar cukup bagus. Kemudian di Kabupaten Blitar, ada dua komoditas yang punya pengaruh inflasi tingkat nasional, yaitu telur dan cabai. Kabupaten Blitar adalah pemasok telur terbesar di Indonesia. Kalau telur di sini agak terganggu, bisa menganggu inflasi nasional. Sekitar 30% kebutuhan telur nasional dipasok dari Blitar. Cabai juga begitu. Kalau pasokan cabai dari Blitar tidak cukup banyak, pasti akan menyebabkan inflasi. Jadi, dua itu, telur dan cabai, kita bisa mengendalikan dengan baik,” jlentreh Izul.
Keberhasilan Kabupaten Blitar mengendalikan inflasi daerah dan inflasi nasional tak lepas dari strategi. Dikatakan Izul, Pemkab Blitar melalui TPID menerapkan strategi high level meeting atau rapat tingkat tinggi dengan melibatkan Bank Indonesia Kediri , OJK dan BPS.
“Kita rapat bareng-bareng dan memetakan apa komoditas dan kebutuhan sehari-hari di Blitar yang berpengaruh terhadap inflasi. Nah dari situ, kita treatment dan membuat kebijakan. Teman-teman kita di OPD kemudian membuat kebijakan agar tidak terjadi inflasi,” terangnya.
Kunci keberhasilan lainya dari Kabupaten Blitar dalam mengendalikan inflasi adalah program kerja sama antardaerah. Program ini berjalan dan dampaknya selain mengangkat ekonomi antar daerah juga berdampak terhadap kestabilan perekonomian nasional.
Baca Juga : Owner JatimTIMES Network Resmi Buka The Wedding Expo Millenial JatimTIMES 2022
“Kerja sama antardaerah kita sudah banyak. Ketika kemarin harga jagung itu tinggi, kita mendatangkan jagung dari NTB dan dari Gorontalo. Transportnya kita mintakan bantuan dari perbankan. Harapanya program dan kebijakan ini dapat men-support peternak petelur sehingga dampaknya dapat mengendalikan inflasi di tingkat daerah dan nasional. Ini program kita dalam mengendalikan harga komoditas,” tukasnya.
Lebih dalam Izul menyampaikan, TPID Award ini menjadi motivasi bagi Kabupaten Blitar untuk ke depan bisa lebih baik lagi berperan dalam perekomomian nasional dan mengendalikan inflasi.
“Ya, saya kira jika kalau kita bisa menjaga tingkat inflasi, maka kita harus memberikan pembinaan kepada masyarakat dengan lebih baik juga. Karena begini, Blitar itu adalah produsen dari berbagai komoditas. Saya selalu mencontohkan begini, ikan gurami dan nila itu dari sini, dari Kanigoro, Kesamben. Juga kambing. Kambing kita di Pasar Wlingi itu dikirim ke Malang dan Mojokerto. Artinya kita harus tetap menjaga ketersediaan barang-barang itu. Kalau ketersediaan barang itu berkurang, akan berdampak terhadap kenaikan harga. Agar ketersediaan barang, bagaimana caranya? Petani ikan kita bina agar tetap bagus. Dinas peternakan memberikan asistensi dan pembinaan kepada mereka,” pungkasnya. (Adv/Kmf)