JATIMTIMES - Beberapa hari belakangan ini, istilah sleepover date menjadi perbincangan hangat di jagat maya. Berdasarkan penelusuran Jatim Times, istilah baru yang sedang ramai dibahas di media sosial (medsos) tersebut mengarah kepada aktivitas menginap bersama pacar.
Alhasil istilah yang tergolong baru tersebut seketika menuai banyak kritikan dari para warganet. Alasannya, sleepover date dianggap mengarah kepada perilaku menyimpang dan free seks alias seks bebas.
Baca Juga : Hukum Arisan dengan Biaya Admin, Apakah Termasuk Riba?
Menanggapi fenomena ini, psikolog klinis dan founder pusat konsultasi Anastasia and Associate, Anastasia Sari Dewi menyebut, sleepover date merupakan fenomena susulan dari pengembangan beragam istilah-istilah yang sudah pernah ada sebelumnya. Di antaranya seperti istilah Friends with Benefits (FWB) atau Teman tapi Mesra (TTM).
"(Sleepover date) menjadi fenomena sosial yang dipopulerkan dengan istilah-istilah baru, tujuannya untuk menjelaskan hubungan satu orang dengan orang lainnya dengan lebih mudah," jelas Sari seperti yang dikutip oleh detikcom.
Jika digali lebih dalam, lanjut Sari, adanya istilah sleepover date bisa dikatakan merujuk pada aktivitas seks bebas. Namun, untuk mengaburkan istilah yang dianggap kebanyakan orang masih satir, aktivitas seks bebas tersebut akhirnya diubah sebutannya menjadi istilah lain seperti sleepover date.
"Dari kata-katanya, orang sudah bisa menyimpulkan arahnya ke sana (seks bebas, red). Tapi saya khawatir kalau dari sudut pandang psikologi, ini (sleepover date) seolah-olah menjadi istilah yang lebih mudah dikatakan. Semakin mudah dikatakan, menjadi normalisasi seolah-olah ini adalah hal yang wajar," jelasnya.
Jika hal yang dikhawatirkan tersebut terjadi, lanjut Sari, maka akan banyak dampak negatif yang terjadi ditengah masyarakat, terutama terhadap pelaku sleepover date. Oleh sebab itu, Sari berharap agar istilah baru tersebut tidak dinormalisasi alias dianggap wajar dan baik-baik saja jika dilakukan.
"Padahal, untuk hal yang berisiko ini disayangkan sekali. Bisa merugikan baik secara fisik maupun mental. Seharusnya ini (sleepover date) jangan dinormalisasi," pungkas Sari.
Baca Juga : Kulineran di Lamongan, Cak Imin Tegaskan Koalisi Gerindra dan PKB Masih Solid
Sementara itu, pakar seks dr Boyke Dian Nugraha mewanti-wanti agar masyarakat khususnya kaula muda untuk tidak menerapkan istilah sleepover date yang tengah viral tersebut. Alasannya, rutinitas yang mengarah ke seks bebas tersebut dapat memicu beragam penyakit.
"(Mau istilah apapun, red) sama saja. Semua perilaku seks bebas. Hati-hati HIV/AIDS," ucap dr Boyke seperti yang dikutip oleh detikcom Kamis (8/9/2022).
Sekedar informasi, berdasarkan penelusuran JatimTIMES.com istilah sleepover date sedang ramai dibahas di Twitter. Hal itu menyusul adanya salah satu postingan yang menampilkan foto saat menjalankan aktivitas sleepover date.
"Sleepover date + dimasakin dia. Btw knp cwe klo pake baju cwo lucu bngt sh (Omong-omong kenapa cewek kalau pakai baju cowo lucu banget sih)," itulah caption dalam cuitan yang memantik kegaduhan di jagat maya tersebut.